MAKALAH
Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah
Evaluasi
Program Pendidikan
Dosen
:
Prof. Dr. H. Abdul Madjid
Latief, MM, M.Pd
Oleh :
ABDUL S.E
UNIVERSITAS
PROF. DR. HAMKA
PROGRAM
PASCA SARJANA
PROGRAM
STUDY MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
JAKARTA
2011
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh, Tuhan seru
sekalian alam yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tetap tersanjungkan kepada baginda Rosul Muhammad SAW yang dengan jerih
payahnya telah mampu merubah peradaban yang penuh dengan kebaikan.
Dalam kesempatan ini, dengan penuh rasa suka
cita penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah Evaluasi Program
Pendidikan yang telah memberikan kepercayaannya kepada kami untuk membuat
makalah yang kami beri judul “SUPERVISI
AKADEMIK” .
Penulis juga mengharapkan saran-saran dari para
pembaca agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya lebih sempurna lagi.
Jakarta , 25 Oktober 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/madrasah menegaskan
bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi
minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise dan
social.
Sosialisasi dan
bimbingan supervise akademik yang telah dilaksanakan selama ini ternyata masih
belum memadai untuk menjangkau seluruh kepala sekolah/madrasah dalam waktu yang
relative singkat. Intensitas dan kedalaman penguasaan materi kurang dapat dicapai
dengan kedua strategi ini karena terbatasnya waktu.
Berdasarkan
kenyataan tersebut dan demi mendukung peran kepala sekolah/madrasah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah /madrasah maka dibutuhkan kepala
sekolah/madrasah yang kuat. Dengan kepala sekolah/madrasah yang kuat diharapkan
dapat membimbing, menjadi contoh, dan menggerakan guru dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah/madrasah. Oleh karena itu, program penguatan kepala
sekolah/madrasah sebagaimana ditetapkan sebagai Program 100 hari Mendiknas
merupakan upaya yang sangat penting untuk menghasilkan kepala sekolah/madrasah
yang kuat didalam mewujudkan kualitas peserta didik yang diharapkan yaitu
berfikir kritis, kreatif, inovatip, dan berjiwa kewirausahaan
(entrepreneurship).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis dapat
mengindentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1.
Masalah
kualitas pendidik secara profesional kurang memadai
2.
Masalah
terbatasnya waktu dalam mensosialisasikan program supervise akademik
3.
Masalah
rendahnya mengenai arti pentingnya supervise bagi peningkatan kualitas peserta
didik
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai
masalah yang berkaitan dengan supervise akademik, maka penulis membatasi
masalahnya sebagai berikut:
1.
Pengaruh
supervise akademik terhadap kualitas guru
2.
Pengaruh
supervise akademik terhadap kualitas peserta didik
3.
Konstribusi
supervise akademik terhadap kualitas peserta didik
D. Perumusan Masalah
Masalah dalam
penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh
supervise akademi terhadap peningkatan mutu peserta didik?
E. Tujuan Penulisan
Atas dasar rumusan
masalah di atas maka penulisan makalah ini bertujuan :
1.
Membantu
guru mengembangkan kompetensinya
2.
Mengembangkan
kurikulum
3.
Mengembangkan
kelompok kerja guru dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman,
et al; 2007, Sergiovanni, 1987)
F. Manfaat Penulisan
Manfaat yang
diharapkan dari penulisan makalah ini:
1.
Dapat
memberi sumbangan terhadap dunia pendidikan, sehingga dapat memperkaya studi tentang
pentingnya supervise akademik.
2.
Dapat
menjadi acuan oleh para kepala sekolah/madrasah yang akan melakukan supervise
akademik untuk membantu gurunya dalam meningkatkan profesionalismenya.
BAB II
SUPERVISI AKADEMIK
Supervise akademik
adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman,
et al;2007). Supervise akademik tidak
terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni
(1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervise
akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang terjadi di dalam kelas?, apa yang
sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas ?,
aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktifitas di dalam kelas itu yang
bermakna bagi guru dan peserta didik?, apa kelebihan dan kekurangan guru dan
bagaimana cara mengembangkannya? Berdasarkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan disini,
bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan
supervise akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjut berupa
pembuatan program supervise akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
Supervise akademik
merupakan salah satu fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program
sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk, 1981; Glickman, el al; 2007). Hasil
supervise akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan
profesionalisme guru.
A. Program Supervisi
Akademik
Salah
satu tugas kepala sekolah adalah merencanakan supervise akademik. Agar kepala
sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka kepala sekolah harus
memiliki kompetensi membuat rencana program akademik.
1.
Konsep
Perencanaan Program Supervisi Akademik
Perencanaan program supervise akademik adalah penyusunan
dokumen perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.
Manfaat
Perencanaan Program Supervisi Akademik
Manfaat perencanaan program supervise akademik
adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman
pelaksanaan dan pengawasan akademik
b. Untuk menyamakan
persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervise akademik
c.
Penjamin
penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya sekolah (tenaga, waktu dan
biaya)
3.
Prinsip-Prinsip
Perencanaan Program Supervisi Akademik
Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi
akademik adalah:
a. Obyektif (data apa
adanya)
b. Bertanggung jawab
c.
Berkelanjutan
d. Didasarkan pada
Standar Nasional Pendidikan
e.
Didasarkan
pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah
4.
Ruang
Lingkup Supervisi Akademik
Ruang lingkup supervise akademik meliputi:
a. Pelaksanaan KTSP
b. Persiapan,
pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru
c.
Pencapaian
standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan
pelaksanaannya.
d. Peningkatan mutu
pembelajaran melalui pengembangan sebagai berikut:
1.
Model
pembelajaran yang mengacu pada standar proses
2.
Peran
serta didikdalam proses pembelajaran secara aktif, kreatif, demokratis,
mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis
3.
Peserta
didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola piker serta kebebasan berfikir
sehinggga dapat melaksanakan aktifitas intelektualn yang kreatif dan inovatif,
berargumentasi, mengkaji dan menemukan serta memprediksi
4.
Keterlibatan
peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara
sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas
pada materi yang diberikan oleh guru.
5.
Bertanggung
jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran yang diampunya agar peserta didik mampu:
a. Meningkatkan rasa
ingin tahu
b. Mencapai
keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan
c.
Memahami
perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi
d. Mengolah informasi
menjadi pengetahuan
e.
Menggunakan
penangetahuan untuk menyelesaikan masalah
f.
Mengkomunikasikan
pengetahuan pada pihak lain
g.
Mengembangkan
belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar
Supervise akademik juga mencakup buku kurikulum,
kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Supervise
akademik tidak kalah pentingnya debanding dengan supervise administrative.
Sasaran utama adukatif adalah proses pelajar dengan tujuan meningkatkan mutu
proses dan mutu hasil pembelajaran. Variable yang mempengaruhi proses
pembelajaran antara lain guru, peserta didik, kurikulum, alat dan buku
pelajaran serta kondisi lingkungan dan fisik. Oleh karena itu focus utama
akademik adalah usaha-usaha yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru
untuk berkembang secara professional sehingga mampu melaksanakan tugas
pokoknya, yaitu: memperbaiki dan
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Sasaran utama supervise adalah kemampuan-kemampuan
guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan
interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
6.
Model
Supervisi Akademik
Model supervise akademik ada dua, yaitu:
a. Model Supervisi
Tradisional
1.
Observasi
langsung
2.
Observasi
Tidak Langsung
-
Tes
dadakan
Sebaiknya soal yang diberikan sudah diketahui
validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan
sesuai dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.
-
Diskusi
kasus
Supervisor dengan guru mendiskusikan kasus demi
kasus, mencari akar permasalahan dan mencari berbagai alternative jalan
keluarnya.
-
Metode
angket
Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang
berkaitan erat dan mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan
guru dengan siswanya.
b. Model Kontemporer
(masa kini)
Supervise akademik model kontemporer
dilaksanakan dengan pendekatan klinis. Supervise dengan pendekatan klinis,
merupakan supervise akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur supervise
klinis sama dengan supervise akademik langsung.
Perencanaan Supervisi Klinis:
Menurut Sullivan dan Glanz (2005) ada 4 langkah
, yaitu:
a. Perencanaan
pertemuan
b. Obsdervasi
c.
Pertemuan
berikutnya
d. Refleksi
kolaborasi
BAB III
TEKNIK – TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK
Untuk melaksanakan supervise akademik secara
efektif diperlukan ketrampilan konseptual, interpersonal dan teknikal
(Glickman, et al; 2007). Oleh sebab itu setiap kepala sekolah harus memiliki
ketrampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervise yang
tepat dalam melaksanakan supervise akademik.
Teknik supervise akadfemik ada dua, yaitu teknik
supervise individual dan teknik supervise kelompok (Gwyn,1961)
1.
Teknik
Supervisi Individual
Teknik supervise individual adalah pelaksanaan
supervise perorangan. Dimanana teknik supervise individual ada lima macam;
kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, menilai diri sendiri.
Ada beberapa cara melaksanakan kunjungan kelas; dengan atau tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya, atas permintaan yang
guru bersangkutan, tujuan kunjungan harus jelas. Adapun aspek yang diobservasi
di dalam kelas , meliputi; usaha-usaha dan aktifitas guru-peserta didik dalam
proses pembelajaran, ketepatan penggunakan metode dengan materi, reaksi mental
para peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dimana tahap pelaksanaan
observasi kelas meliputi; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, penutupan,
penilaian hasil observasi dan tindak lanjut.
2.
Supervisi
Kelompok
Teknik supervise kelompok adalah cara
melaksanakan program supervise yang ditujukan pada dua orang atau lebih.
Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervise sesuai dengan permasalahan
atau kebutuhan yang mereka hadapi. Ada beberapa teknik supervise kelompok
diantaranya:
1.
Kerja
kelompok
2.
Laboratorium
dan kurikulum
3.
Membaca
terpimpin
4.
Demonstrasi
pembelajaran
5.
Kuliah/studi
6.
Diskusi
teknik-teknik di atas belum tentu cocok
diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang
kepala sekolah harus mampu menetapkan teknik mana yang sekiranya mampu membina
ketrampilan pembelajaran seorang guru. Untuk menetapkan teknik yang tepat tidak
mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang
ketrampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik
diatas dan sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan
betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervise akademik.
Enam hal yang bias dijadikan kepala
sekolah dalam mensupervisi guru adalah; kebutuhan guru, minat guru, temperamen
guru, sikap guru, dan sifat0-sifat somatic guru.
Setelah
kegiatan supervise akademik itu dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah
mengadakan tindak lanjut dari hasil supervise akademik terhadap guru. Hasil
supervise perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk
meningkatkan profesionalisme guru.
Dampak
nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders. Tindak
lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang
telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru
yang belum memenuhu standard an guru diberi kesempatan untuk mengikuti
pelatihan/penataran lebih lanjut.
BAB
IV
KESIMPULAN
Dari
penjelasan Bab I sampai dengan BabIII maka penulis dapat mengambil kesimpulan,
yaitu:
1.
Supervise
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.
Adapun
perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan
pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkam kemampuannya
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3.
Teknik
supervise ada dua macam, yaitu: teknik supervise individual adalah pelaksanakan
supervise perseorangan terhadap guru. Selanjutnya, teknik supervisi kelompok
adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang
atau lebih.
4.
Hasil
supervise harus ditindak lanjuti agar memberikan dampak nyata untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan
masyarakat maupun stakeholders.
DAFTAR
PUSTAKA
Glickman, C.D. 2007.
Supervision and Instructional Leadership A Development Aooroach. Seventh
Edition. Boston:Perason
Sergiovanni, T.J. 1982.
Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and
Curriculumn Development
Sullivan, S. & Glanz, J.
2005. Supervision that Improving Teaching Strategies and Techniques. Thousand
Oaks, California: Corwin Press
Bacaan
yang disarankan:
Supervise
Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru. 2006. Kompetensi Supervisi
Kepala Sekolah Pendidikan Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK
Depdiknas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar