PROPOSAL
RENCANA EVALUASI
PROGRAM
BANTUAN KHUSUS MURID (BKM)
SMK
KEMALA BHAYANGKARI DELOG JAKARTA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah
Evaluasi Program Pendidikan
Dosen pengampu Prof.
Dr. H. Abdul Madjid Latief, MM, M.Pd
Disusun
oleh
ABDUL S.E 1008036108
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2011
PROPOSAL RENCANA
EVALUASI
PROGRAM PELAKSANAAN
BANTUAN KHUSUS MURID (BKM)
Tempat :
SMK
KEMALA BHAYANGKARI DELOG JAKARTA
Jl. Ampera Raya Komplek POLRI
Ragunan
Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Telp/Fax. (021) 78844934
PENDAHULUAN
SMK
Kemala Bhayangkari Delog Jakarta adalah sebuah lembaga Pendidikan yang bernaung
dibawah Kementerian pendidikan Nasional, dengan kelompok Bisnis dan Manajemen yang
terdiri dari Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Pemasaran.
Adapun
program Bantuan Khusus Murid (BKM) yang diterima dan dilaksanakan di SMK Kemala
Bhayangkari Delog Jakarta ini merupakan kebijakan Direktorat Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang dititik beratkan pada :
1.
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan
2.
Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
3.
Penguatan tata kelola akuntabilitas, dan pencitraan publik
Kondisi
sampai akhir tahun pelajaran 2005/2006 perbandingan jumlah siswa SMK dan SMA
adalah 35 : 65. Sesuai dengan ROAD MAP pembinaan sekolah menengah kejuruan
(PSMK), pada tahun pelajaran 2009/2010 perbandingan jumlah siswa SMK dan SMA
mencapai 50 : 50. Untuk merealisasi target dimaksud upaya direkorat PSMK adalah
memperbesar peluang lulusan SMP untuk masuk masuk ke SMK serta mengurangi siswa
SMK yang putus sekolah.
Untuk
mewujudkan program tersebut salah satu program Direktorat Pembinaan SMK adalah
memberikan Bantuan Khusus Murid (BKM) kepada siswa SMK dari keluarga yang
kurang mampu, yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
A. Mengurangi siswa SMK yang drop
out akibat permasalahan biaya pendidikan
B.
Membuka
peluang bagi lulusan SMP yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk
melanjutkan pendidikan ke SMK
Sasaran Bantuan Khusus Murid (BKM)
siswa SMK kelas X dan kelas XI. Sedangkan sasaran per provinsi disesuaikan
dengan alokasi pada kegiatan perencanaan pembinaan dan mutu evaluasi SMK pada
Dinas Pendidikan Provinsi.
Hasil yang diharapkan dari adanya
Program Bantuan Khusus Murid (BKM) yaitu:
1. Jumlah Pendaftar Penerimaan Peserta Didik Baru
ke SMK Tahun Pelajaran berikutnya meningkat
2.
Prosentase siswa SMK kelas X dan kelas XI
yang drop out menurun.
Besar nilai Bantuan Khusus Murid
adalah Rp 780.000 per siswa per 12 bulan, dengan karakteristiknya sebagai
berikut:
1.
Dana
Bantuan Khusus Murid merupakan subsidi yang diberikan khusus untuk siswa SMK
yang diutamakan berasal dari keluarga yang kurang mampu.
2.
Dana
Bantuan Khusus Murid dialokasikan di Dinas Pendidikan Provinsi sebagai dana
Dekonsentrasi dan akan disalurkan ke siswa SMK melalui rekening sekolah.
3.
Dana
Bantuan Khusus Murid diberikan secara utuh tidak diperkenankan melakukan
pemotongan dengan alasan apapun dan oleh
pihak manapun.
Dari
studi pendahuluan dan penjajakan yang dilakukan sendiri oleh evaluator, serta
untuk melihat efektifitas dan sejauh mana keberhasilan program Bantuan Khusus
Murid (BKM) untuk siswa-siswi SMK Kemala Bhayangkari Delog Jakarta ini, maka
perlu dilakukan evaluasi.
A. FOKUS EVALUASI
Evaluasi
pelaksanaan Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMK Kemala Bhayangkari dengan
menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product).
B. ALASAN DILAKSANAKANNYA
EVALUASI
Program
Bantuan Khusus Murid (BKM) adalah kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional
dituangkan dalam bentuk program/kegiatan pada Direktorat Pembinaan SMK yang
disampaikan melalui Bantuan IMBAL SWADAYA atau SUBSIDI. Program bantuan
disalurkan langsung ke SMK dalam rangka mendorong keterlaksanaan manajemen
berbasis sekolah (MBS). Dengan demikian setiap bantuan yang sampai kesekolah
diharapkan memiliki dampak manfaat yang langsung menyentuh pada kebutuhan
setiap sekolah.
Dari pengamatan dan penjajakan yang
dilakukan oleh evaluator selama Bantuan Khusus Murid (BKM) di gulirkan terlihat
ada beberapa indikasi permasalahan yang perlu di evaluasi guna untuk
mengefektifkan bantuan tersebut terhadap siswa yang kurang mampu.
C. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan Umum :
Tujuan
kegiatan ini adalah mengumpulkan informasi yang terkait dengan pelaksanaan
Program Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMK Kemala Bhayangkari Delog Jakarta
Selatan
Tujuan Khusus :
·
Mengetahui
efektifitas Bantuan Khusus Murid (BKM) yang diberikan ke sekolah dan respon
orang tua dan siswa terhadap bantuan tersebut.
·
Mengetahui
sejauh mana keterlaksanaan Bantuan Khusus Murid (BKM) terhadap keringanan biaya
pendidikan di sekolah.
D. PERTANYAAN EVALUASI
1.
Bagaimana
tanggapan orang tua dan siswa terhadap dana
yang diberikan ?
2.
Apakah
semua siswa senang terhadap bantuan tersebut ?
3.
Seberapa
besar manfaat bantuan tersebut terhadap keringanan biaya pendidikan ?
4.
Apakah
bantuan Khusus Murid tersebut sudah cukup yang dirasakan siswa ?
5.
Kesulitan
apa yang dirasakan oleh siswa untuk memperoleh dana bantuan tersebut ?
6.
Kesulitan
apa saja yang dirasakan oleh sekolah untuk memperoleh dana BKM ?
7.
Apakah
dampak dari program Bantuan Khusus Murid (BKM) ditinjau dari segi ekonomi,
sosial dan lingkungan terhadap orang tua, masyarakat dan lingkungan ?
E. METODOLOGI YANG DIGUNAKAN
§
Jenis Program
Program
Bantuan Khusus Murid (BKM) adalah kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional
yang dituangkan dalam bentuk program/kegiatan pada Direktoran Pendidikan PSMK
yang disampaikan melalui bantuan Imbal swadaya atau subsidi. Program bantuan
ini dilakukan langsung ke SMK dalam rangka mendorong keterlaksanaan manajemen
yang berbasis sekolah dan meringankan biaya pendidikan bagi siswa-siswi SMK
yang kurang mampu.
§
Model Evaluasi yang digunakan
Model
yang digunakan dalam evaluasi ini adalah CIPP (Context, Input, Process,
Product).
1. Context
Meliputi penggambaran latar belakang program yang
dievaluasi, memberikan fikiran kebutuhan dan tujuan program, menentukan sasaran
program, dan menentukan sejauh mana tawaran ini cukup responsif terhadap
kebutuhan yang sudah diidentifikasi.
Penilaian context dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah tujuan yang
diingin dicapai yang telah dirumuskan dalam program benar-benar dibutuhkan oleh
para orang tua dan siswa?”
2. Input
Meliputi
kegiatan pendeskripsian masukan dan sumber daya program, membandingkan program
yang akan dilakukan dengan program lain, perkiraan untung rugi, dan melihat
alternatif prosedur dan strategi apa yang perlu disarankan dan dipertimbangkan.
Singkatnya input merupakan model yang digunakan untuk menentukan bagaimana cara
agar penggunaan sumber daya yang ada bisa mencapai tujuan serta secara esensial
memberikan informasi tentang apakah perlu mencari bantuan dari pihak lain atau
tidak. Aspek input juga membantu menentukan prosedur dan desain untuk
mengimplementasikan program.
3. Process
Melihat
pada kegagalan selama implementasi, bertindak untuk memperbaiki kualitas proses
dari program yang berjalan, serta memberikan informasi sebagai alat untuk
menilai apakah sebuah proyek relatif sukses atau gagal.
4. Product
Meliputi penentuan
dan penilaian dampak umum dan khusus suatu program, mengukur dampak yang
terantisipasi, mengidentifikasi dampak yang tak terantisipasi, memperkirakan
kebaikan program, serta mengukur efektifitas program. Singkatnya evaluasi
product desain untuk mengukur dan menginterpretasikan pencapaian.
§
Responden dan Sumber Data
1. Person
Sumber data
yang digunakan dalam kegiatan evaluasi program Bantuan Khusus Murid (BKM)
adalah siswa-siswi dan orang tua/wali SMK Kemala Bhayangkari Delog sebagai
orang yang langsung merasakan bantuan tersebut.
2. Place
SMK KEMALA BHAYANGKARI DELOG
JAKARTA
Jl. Ampera
Raya, Komplek POLRI Ragunan Jakarta selatan
Sebagai
objek diam : Dana Bantuan Khusus Murid (BKM) dari pemerintah melalui Direktorat
PSMK kesekolah yang besarnya tiap siswa Rp 780.000 per siswa per 12 bulan.
Sebagai
objek bergerak : Kegiatan pemberian bantuan khusus murid yang melibatkan orang
tua/wali, siswa, sekolah dan Dinas Pendidikan.
3. Paper
Dokumentasi
selama kegiatan berlangsung Panduan Pelaksanaan Bantuan Khusus Murid (BKM) SMK,
Surat keterangan tidak mampu dari kelurahan, foto copy Kartu Bayaran, dan
lain-lain.
§
Metode pengumpulan data
1.
Untuk
sumber data person (orang) digunakan teknik wawancara dan angket.
2.
Untuk
sumber data place (tempat) digunakan teknik observasi atau pengamatan oleh
evaluator
3.
Untuk
sumber data paper dengan melihat atau mengumpulkan dokumentasi.
§
Instrumen atau Alat Pengumpul
Data
1. Untuk
sumber data person (orang) digunakan pedoman wawancara dan angket
2. Untuk
sumber data place (tempat) digunakan lembar observasi
3. Untuk
sumber data paper digunakan dokumen-dokumen yang ada.
F. PROSEDUR KERJA DAN
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Agar
dalam melaksanakan evaluasi program nantinya lebih terarah dan sistematis maka
dibuat langkah kerja atau Plan of operation seperti tabel dibawah ini :
Model Evaluasi CIPP
Model evaluasi CIPP adalah model
evaluasi yang tujuannya untuk mengambil keputusan dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengembangkan suatu
program.
Model
evaluasi CIPP terdiri atas empat jenis evaluasi, yaitu:
1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Digunakan
untuk menganalisis problem yang dihadapi dan kebutuhan dalam altar pendidikan
tertentu agar ketimpangan yang terjadi dapat dihilangkan
2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Digunakan
untuk menilai strategi dan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai objek
program guna membantu mengambil keputusan dalam memilih strategi dan sumber
terbaik dalam keterbatasan.
3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)
§
Digunakan
untuk memonitor dan mengontrol proses pelaksanaan program
§
Melakukan
koreksi dan penyesuaian jika terjadi penyimpangan
§
Process
Evaluation sama seperti Formative Evaluation
4. Product Evaluation (Evaluasi Produk)
§
Digunakan
untuk mengukur kuantitas dan kualitas hasil pelaksanaan program yang hasilnya
dibandingkan dengan objektif dari program.
§
Hasil
dari evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan apakah program diteruskan,
dihentikan atau diubah.
§
Product
Evaluation juga digunakan untuk merencanakan program berikutnya. Product
Evaluation sama seperti Sumative Evaluation.
Seperti
layaknya suatu pendekatan dalam ilmu sosial, CIPP memiliki beberapa kelebihan
dan kelemahan.
1. Keunggulan model CIPP
§ CIPP memiliki pendekatan yang
holistik dalam evaluasi, bertujuan memberikan gambaran yang sangat detail dan
luas terhadap suatu proyek, mulai dari konteksnya hingga saat proses
implementasinya.
§ CIPP memiliki potensi untuk
bergerak di wilayah evaluasi formatif dan sumatif, sehingga sama baiknya dalam
membantu melakukan kebaikan selama program berjalan maupun memberi informasi
final.
2. Kelemahan Model CIPP
§
Terlalu
mementingkan bagaimana proses seharusnya daripada kenyataan di lapangan.
§
Kesannya
terlalu top down dengan sikap manajerial dalam pendekatannya.
§
Cenderung
fokus pada rasional management ketimbang mengakui kompleksitas realitas
empiris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar