Senin, 02 April 2012

PROGRAM BANTUAN KHUSUS MURID (BKM)


PROPOSAL RENCANA EVALUASI
PROGRAM BANTUAN KHUSUS MURID (BKM)
SMK KEMALA BHAYANGKARI DELOG JAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Evaluasi Program Pendidikan
Dosen pengampu Prof. Dr. H. Abdul Madjid Latief, MM, M.Pd



              








Disusun oleh


ABDUL  S.E   1008036108


MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2011
PROPOSAL RENCANA EVALUASI
PROGRAM PELAKSANAAN BANTUAN KHUSUS MURID (BKM)

Tempat :
SMK KEMALA BHAYANGKARI DELOG JAKARTA
Jl. Ampera Raya Komplek POLRI Ragunan
Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Telp/Fax. (021) 78844934

PENDAHULUAN

SMK Kemala Bhayangkari Delog Jakarta adalah sebuah lembaga Pendidikan yang bernaung dibawah Kementerian pendidikan Nasional, dengan kelompok Bisnis dan Manajemen yang terdiri dari Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Pemasaran.
Adapun program Bantuan Khusus Murid (BKM) yang diterima dan dilaksanakan di SMK Kemala Bhayangkari Delog Jakarta ini merupakan kebijakan Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dititik beratkan pada :
1. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
3. Penguatan tata kelola akuntabilitas, dan pencitraan publik
Kondisi sampai akhir tahun pelajaran 2005/2006 perbandingan jumlah siswa SMK dan SMA adalah 35 : 65. Sesuai dengan ROAD MAP pembinaan sekolah menengah kejuruan (PSMK), pada tahun pelajaran 2009/2010 perbandingan jumlah siswa SMK dan SMA mencapai 50 : 50. Untuk merealisasi target dimaksud upaya direkorat PSMK adalah memperbesar peluang lulusan SMP untuk masuk masuk ke SMK serta mengurangi siswa SMK yang putus sekolah.
Untuk mewujudkan program tersebut salah satu program Direktorat Pembinaan SMK adalah memberikan Bantuan Khusus Murid (BKM) kepada siswa SMK dari keluarga yang kurang mampu, yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
A.  Mengurangi siswa SMK yang drop out akibat permasalahan biaya pendidikan
B.   Membuka peluang bagi lulusan SMP yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan ke SMK
            Sasaran Bantuan Khusus Murid (BKM) siswa SMK kelas X dan kelas XI. Sedangkan sasaran per provinsi disesuaikan dengan alokasi pada kegiatan perencanaan pembinaan dan mutu evaluasi SMK pada Dinas Pendidikan Provinsi.
            Hasil yang diharapkan dari adanya Program Bantuan Khusus Murid (BKM) yaitu:
1.  Jumlah Pendaftar Penerimaan Peserta Didik Baru ke SMK Tahun Pelajaran berikutnya meningkat
2. Prosentase siswa SMK kelas X dan kelas XI yang drop out menurun.
            Besar nilai Bantuan Khusus Murid adalah Rp 780.000 per siswa per 12 bulan, dengan karakteristiknya sebagai berikut:
1.      Dana Bantuan Khusus Murid merupakan subsidi yang diberikan khusus untuk siswa SMK yang diutamakan berasal dari keluarga yang kurang mampu.
2.      Dana Bantuan Khusus Murid dialokasikan di Dinas Pendidikan Provinsi sebagai dana Dekonsentrasi dan akan disalurkan ke siswa SMK melalui rekening sekolah.
3.      Dana Bantuan Khusus Murid diberikan secara utuh tidak diperkenankan melakukan pemotongan dengan  alasan apapun dan oleh pihak manapun.
Dari studi pendahuluan dan penjajakan yang dilakukan sendiri oleh evaluator, serta untuk melihat efektifitas dan sejauh mana keberhasilan program Bantuan Khusus Murid (BKM) untuk siswa-siswi SMK Kemala Bhayangkari Delog Jakarta ini, maka perlu dilakukan evaluasi.

A. FOKUS EVALUASI

Evaluasi pelaksanaan Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMK Kemala Bhayangkari dengan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product).

B. ALASAN DILAKSANAKANNYA EVALUASI

            Program Bantuan Khusus Murid (BKM) adalah kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional dituangkan dalam bentuk program/kegiatan pada Direktorat Pembinaan SMK yang disampaikan melalui Bantuan IMBAL SWADAYA atau SUBSIDI. Program bantuan disalurkan langsung ke SMK dalam rangka mendorong keterlaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS). Dengan demikian setiap bantuan yang sampai kesekolah diharapkan memiliki dampak manfaat yang langsung menyentuh pada kebutuhan setiap sekolah.
            Dari pengamatan dan penjajakan yang dilakukan oleh evaluator selama Bantuan Khusus Murid (BKM) di gulirkan terlihat ada beberapa indikasi permasalahan yang perlu di evaluasi guna untuk mengefektifkan bantuan tersebut terhadap siswa yang kurang mampu.

C. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan Umum :

Tujuan kegiatan ini adalah mengumpulkan informasi yang terkait dengan pelaksanaan Program Bantuan Khusus Murid (BKM) di SMK Kemala Bhayangkari Delog Jakarta Selatan


Tujuan Khusus :
·      Mengetahui efektifitas Bantuan Khusus Murid (BKM) yang diberikan ke sekolah dan respon orang tua dan siswa terhadap bantuan tersebut.
·      Mengetahui sejauh mana keterlaksanaan Bantuan Khusus Murid (BKM) terhadap keringanan biaya pendidikan di sekolah.

D. PERTANYAAN EVALUASI

1.   Bagaimana tanggapan orang tua dan siswa terhadap dana  yang diberikan ?
2.   Apakah semua siswa senang terhadap bantuan tersebut ?
3.   Seberapa besar manfaat bantuan tersebut terhadap keringanan biaya pendidikan ?
4.   Apakah bantuan Khusus Murid tersebut sudah cukup yang dirasakan siswa ?
5.   Kesulitan apa yang dirasakan oleh siswa untuk memperoleh dana bantuan tersebut ?
6.   Kesulitan apa saja yang dirasakan oleh sekolah untuk memperoleh dana BKM ?
7.   Apakah dampak dari program Bantuan Khusus Murid (BKM) ditinjau dari segi ekonomi, sosial dan lingkungan terhadap orang tua, masyarakat dan lingkungan ?

E. METODOLOGI YANG DIGUNAKAN

§  Jenis Program

Program Bantuan Khusus Murid (BKM) adalah kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional yang dituangkan dalam bentuk program/kegiatan pada Direktoran Pendidikan PSMK yang disampaikan melalui bantuan Imbal swadaya atau subsidi. Program bantuan ini dilakukan langsung ke SMK dalam rangka mendorong keterlaksanaan manajemen yang berbasis sekolah dan meringankan biaya pendidikan bagi siswa-siswi SMK yang kurang mampu.

§  Model Evaluasi yang digunakan

Model yang digunakan dalam evaluasi ini adalah CIPP (Context, Input, Process, Product).
1. Context
Meliputi penggambaran latar belakang program yang dievaluasi, memberikan fikiran kebutuhan dan tujuan program, menentukan sasaran program, dan menentukan sejauh mana tawaran ini cukup responsif terhadap kebutuhan  yang sudah diidentifikasi. Penilaian context dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah tujuan yang diingin dicapai yang telah dirumuskan dalam program benar-benar dibutuhkan oleh para orang tua dan siswa?”


2. Input
Meliputi kegiatan pendeskripsian masukan dan sumber daya program, membandingkan program yang akan dilakukan dengan program lain, perkiraan untung rugi, dan melihat alternatif prosedur dan strategi apa yang perlu disarankan dan dipertimbangkan. Singkatnya input merupakan model yang digunakan untuk menentukan bagaimana cara agar penggunaan sumber daya yang ada bisa mencapai tujuan serta secara esensial memberikan informasi tentang apakah perlu mencari bantuan dari pihak lain atau tidak. Aspek input juga membantu menentukan prosedur dan desain untuk mengimplementasikan program.
3. Process
Melihat pada kegagalan selama implementasi, bertindak untuk memperbaiki kualitas proses dari program yang berjalan, serta memberikan informasi sebagai alat untuk menilai apakah sebuah proyek relatif sukses atau gagal.
4. Product
Meliputi penentuan dan penilaian dampak umum dan khusus suatu program, mengukur dampak yang terantisipasi, mengidentifikasi dampak yang tak terantisipasi, memperkirakan kebaikan program, serta mengukur efektifitas program. Singkatnya evaluasi product desain untuk mengukur dan menginterpretasikan pencapaian.

§  Responden dan Sumber Data

1. Person
Sumber data yang digunakan dalam kegiatan evaluasi program Bantuan Khusus Murid (BKM) adalah siswa-siswi dan orang tua/wali SMK Kemala Bhayangkari Delog sebagai orang yang langsung merasakan bantuan tersebut.
2. Place
SMK KEMALA BHAYANGKARI DELOG JAKARTA
Jl. Ampera Raya, Komplek POLRI Ragunan Jakarta selatan
Sebagai objek diam : Dana Bantuan Khusus Murid (BKM) dari pemerintah melalui Direktorat PSMK kesekolah yang besarnya tiap siswa Rp 780.000 per siswa  per 12 bulan.
Sebagai objek bergerak : Kegiatan pemberian bantuan khusus murid yang melibatkan orang tua/wali, siswa, sekolah dan Dinas Pendidikan.
3. Paper
Dokumentasi selama kegiatan berlangsung Panduan Pelaksanaan Bantuan Khusus Murid (BKM) SMK, Surat keterangan tidak mampu dari kelurahan, foto copy Kartu Bayaran, dan lain-lain.


§  Metode pengumpulan data

1.   Untuk sumber data person (orang) digunakan teknik wawancara dan angket.
2.   Untuk sumber data place (tempat) digunakan teknik observasi atau pengamatan oleh evaluator
3.   Untuk sumber data paper dengan melihat atau mengumpulkan dokumentasi.

§  Instrumen atau Alat Pengumpul Data

1. Untuk sumber data person (orang) digunakan pedoman wawancara dan angket
2. Untuk sumber data place (tempat) digunakan lembar observasi
3. Untuk sumber data paper digunakan dokumen-dokumen yang ada.
    
F. PROSEDUR KERJA DAN LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

Agar dalam melaksanakan evaluasi program nantinya lebih terarah dan sistematis maka dibuat langkah kerja atau Plan of operation seperti tabel dibawah ini :

Model Evaluasi CIPP

            Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang tujuannya untuk mengambil keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan suatu  program.
Model evaluasi CIPP terdiri atas empat jenis evaluasi, yaitu:
1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Digunakan untuk menganalisis problem yang dihadapi dan kebutuhan dalam altar pendidikan tertentu agar ketimpangan yang terjadi dapat dihilangkan
2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Digunakan untuk menilai strategi dan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai objek program guna membantu mengambil keputusan dalam memilih strategi dan sumber terbaik dalam keterbatasan.
3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)
§  Digunakan untuk memonitor dan mengontrol proses pelaksanaan program
§  Melakukan koreksi dan penyesuaian jika terjadi penyimpangan
§  Process Evaluation sama seperti Formative Evaluation
4. Product Evaluation (Evaluasi Produk)
§  Digunakan untuk mengukur kuantitas dan kualitas hasil pelaksanaan program yang hasilnya dibandingkan dengan objektif dari program.
§  Hasil dari evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan apakah program diteruskan, dihentikan atau diubah.
§  Product Evaluation juga digunakan untuk merencanakan program berikutnya. Product Evaluation sama seperti Sumative Evaluation.

Seperti layaknya suatu pendekatan dalam ilmu sosial, CIPP memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
1. Keunggulan model CIPP
§  CIPP memiliki pendekatan yang holistik dalam evaluasi, bertujuan memberikan gambaran yang sangat detail dan luas terhadap suatu proyek, mulai dari konteksnya hingga saat proses implementasinya.
§  CIPP memiliki potensi untuk bergerak di wilayah evaluasi formatif dan sumatif, sehingga sama baiknya dalam membantu melakukan kebaikan selama program berjalan maupun memberi informasi final.
2. Kelemahan Model CIPP
§  Terlalu mementingkan bagaimana proses seharusnya daripada kenyataan di lapangan.
§  Kesannya terlalu top down dengan sikap manajerial dalam pendekatannya.
§  Cenderung fokus pada rasional management ketimbang mengakui kompleksitas realitas empiris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar