KATA PENGANTAR
Dalam
suatu proses belajar mengajar, sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah
satu penunjang suatu proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana pendidikan
adalah semua perangkat atau fasilitas atauperlengkapan dasar yang secara
langsung dan tidak langsung dipergunakanuntuk menunjang proses pendidikan dan
demi tercapainya tujuan, khususnyaproses belajar mengajar, seperti gedung,
ruang, meja kursi, alat-alat mediapengajaran, ruang teori, ruang perpustakaan,
ruang praktek keterampilan, sertaruang laboratorium dan sebagainya.Masalah
pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor yang penting
terhadap proses belajar mengajar. Untuk itu fungsi dan peranansekolah, guru,
siswa dan personel sekolah memanfaatkan sarana
dan prasaranapendidikan ini agar benar-benar menentukan keberhasilan
proses belajar yang efektif.
Seorang
siswa dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan adanya dorongan tertentu
agar kegiatan belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
yangmaksimal, tentunya perlu diperhatikan berbagai faktor yang membangkitkan
parasiswa untuk belajar dengan efektif. Hal tersebut dapat ditingkatkan apabila
ada sarana penunjang, yaitu faktor sarana dan prasarana pendidikan dan dapat memanfaatkannya dengan tepat dan
seoptimal mungkin. Dengan demikian, siswa akan memiliki motivasi yang tinggi
untuk belajar dengan sungguh-sungguh sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Dan dapat
menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kegiatan manusia dalam menjalani
kehidupan adalah belajar, karena belajar terjadi dari lahir hingga akhir hayat.
Belajar merupakan suatu proses yang tidak akan pernah berhenti selama manusia
itu hidup di bumi. Tidak akan pernah ada manusia yang mendapat sukses tanpa
melalui proses belajar, karena di dalam belajar inilah kita akan mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman yang baru. Setiap situasi belajar akan dihadapi oleh seseorang
yang belajar sebagai akan berbeda setiap hari, maka pelajaran atau permasalahan
yang dihadapi akan berbeda pula tergantung cara dan fasilitas belajar yang ada
dan tersedia, pengalaman yang berupa pelajaran yang didapatkan akan
menghasilkan perubahan tingkah laku. Ciri perubahan yang terjadi dalam
diri seseorang melalui belajar itu bersifat disengaja, tidak terjadi secara otomatis. Manusia mengalami
perubahan akibat kegiatan proses belajarnya. Proses pengembangan melalui
belajar pada hakikatnya adalah merupakan proses aktualisasi potensi pengetahuan
manusia yang telah ada dalam dirinya. Belajar atau proses perubahan tingkah
laku yang terjadi disekolah yangdilakukan siswa dipengaruhi beberapa faktor .
Dalam buku M. Alisuf
Sabri yang berjudul “ Ilmu Pendidikan” , disebutkan bahwa
menurut para ahli pendidikan ada lima faktor yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan yaitu: pendidik, peserta didik, tujuan, sarana/alat dan lingkungan. Dengan 5 faktor tersebut, proses
belajar mengajar dapat dilaksanakan walaupun kadang-kadang dengan hasil yang
minimal pula. Hasil tersebut dapat ditingkatkan apabila ada sarana penunjang,
yaitu faktor fasilitas/Sarana dan Prasarana Pendidikan. Seorang siswa
dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan adanya dorongan tertentu agar
kegiatan belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang
maksimal, tentunya perlu diperhatikan berbagai faktor yang membangkitkan para
siswa untuk belajar dengan efektif. Keadaan
sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar, kualitas
guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,
keadaan fasilitas/perlengkapan disekolah, keadaan ruangan, jumlah murid
perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya, semua ini turut
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Sekolah sebagai bentuk organisasi diartikan
sebagai wadah dari kumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu yakni tujuan pendidikan, dengan memanfaatkan manusia itu sendiri
sebagai sumber daya, di samping yang ada di luar dirinya, seperti uang,
material, dan waktu. Agar kerja sama itu berjalan dengan baik, maka perlu ada
aturan. Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu siswa, kurikulum, tenaga
kependidikan, dana, prasarana dan
sarana, dan faktor lingkungan lainnya. Apabila faktor tersebut bermutu, dan
proses belajar bermutu pada gilirannya akan menghasilkan lulusan yang bermutu
pula.
Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan
sekolah. Olehkarena itu, ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya itu.
Pemahaman tentang apa yang terjadi sekolah akan banyak membantu
merekamemperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar.
Guru perlu memahami faktor-faktor yang langsung dan tidak langsung menunjang
proses belajar mengajar. Prasarana dan sarana diibaratkan sebagi motor
penggerak yangdapat berjalan dengan kecepatan sesuai dengan keinginan
olehpenggeraknya. Begitu pula dengan pendidikan, sarana dan prasarana sangat
penting karena dibutuhkan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk
menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah
satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terusmenerus
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiyang cukup canggih.
Manajemen prasarana dan sarana sangat diperlukan dalam menunjang tujuan
pendidikan yang sekaligus menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu
diperlukan pengetahuan danpemahaman konseptual yang jelas agar dalam
implementasinya tidak salah arah.
Bagi
guru, pemahaman tentang pengelolaan prasarana dan sarana akan membantu
memperluas wawasan tentang bagaimana iadapat berperan dalam merencanakan,
menggunakan, dan mengevaluasi prasarana dan sarana yang ada sehingga prasarana
dan sarana tersebutdapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Manajemen
prasarana dan sarana memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan.
Dengan diberlakukan otonomi daerah berarti pemerintah memberikan
kesempatankepada sekolah untuk berinisiatif dan berkarya sesuai dengankemampuan
lembaga pendidikan/sekolah masing-masing termasuk dalampengembangan prasarana
dan sarana. Oleh karena itu perlu adanya manajemen prasarana dan sarana
pendidikan.
Sejak beberapa tahun terakhir, kita dikenalkan
dengan pendekatan baru dalam manajemen sekolah yang lebih dikenal dengan
manajemen berbasis sekolah (school based management) atau disingkat MBS. Adapun
secara umum, gagasan penerapan pendekatan ini muncul sejalan dengan pelaksanaan
otonomi daerah sebagai paradigma baru dalampengoperasian sekolah. Selama ini
sekolah hanyalah kepanjangan tangan birokrasi pemerintah pusat untuk
menyelenggarakan urusan politik pendidikan.
1.2 Hipotesis Penelitian
INDIKATOR PEMANFAATAN
|
AWAL
|
AKHIR
|
Tingkat penggunaan sarana pada guru dan siswa
|
25 %
|
75 %
|
Tingkat aktivitas KBM
|
Siswa terlihat lebih aktif dalam KBM
|
Hasil belajar UAS lebih tinggi dari kelas yang
tidak memanfaatkan saran secara maksimal
|
Untuk itu perlu
dilakukan kajian terhadap pemanfaatan saran sekolah dengan membandingkan KBM
yang menggunakan sarana sekolah secara maksimal dengan yang tidak.
a) Focus Evaluasi : pemanfaatan sarana sekolah pada proses KBM
b) Cakupan Fokus : (
pertanyaan evaluasi, terdapat pada perumusan masalah )
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan makalah ini mengidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sarana sekolah
dalam menunjang proses belajar mengajar siswa?
2. Apakah media/alat-alat
pelajaran yang diberikan sekolah sudah dapat dikatakan efektif dalam proses
belajar mengajar
3. Apakah kelengkapan
sarana pendidikan dapat memotivasi belajar siswa?
1.4 Identifikasi Stakeholder dan Manfaat Evaluasi
bagi Stakeholder
Evaluasi
yang dilakukan akan bermanfaat terhadap para stakeholder dalam hal sebagai
berikut:
Tabel Manfaat Evaluasi
Bagi Stakeholder
Identifikasi Stakeholder
|
Peran Stakeholder
|
Manfaat bagi Stakeholder
|
Siswa sekolah SMA Kemala Bhayangkari 1
Jakarta
|
·
Partisipan dalam KBM
·
Tolok ukur dalam penggunaan
sarana
·
Narasumber dalam evaluasi
sarana sekolah
|
Untuk
meningkatkan pemanfaatan sarana sekolah dalam KBM
Untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana sekolah
|
Guru
sekolah yang memanfaatkan saran sekolah
|
·
Pengguna sarana sekolah
dalam proses KBM
·
Narasumber dalam evaluasi
sarana sekolah
|
Untuk
meningkatkan pemanfaatan sarana sekolah dalam KBM
Untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas sarana sekolah
|
Sekolah SMA Kemala Bhayangkari 1 Jakarta
|
Penanggungjawab kualitas
dan kuantitas sarana sekolah
|
Sebagai pertimbangan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana sekolah
|
1.5 Kredibilitas
Evaluator
Evaluator
bekerjasama dengan wakil sekolah bidang sarana prasarana SMA Kemala Bhayangkari
1 Jakarta sebagai otoritas pengelola sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
DAN DESKRIPSI SARANA
II.1 Evaluasi Program
Keberadaan evaluasi sudah sejak lama, di
Indonesia sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, yaitu untuk menseleksi
kualitas hasil bumi. Evaluasi berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang mandiri
sejak tahun 1960-an, bersamaan denganitu juga berkembang profesi evaluasi yang
disebut dengan evaluator. Dalam dunia pendidikan dikenal dua jenis evaluasi
yaitu, evaluasi hasil belajar dan evaluasi program pendidikan. Evaluasi hasil
belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik, melalui tugas,
ulangan , dan ujian. Sedangkan evaluasi program pendidikan untuk mengevaluasi
berbagai aspek pendidikan , seperti kurikulum, proses dan metode pembelajaran,
layanan tenaga pendidik, dan aspek lainnya. Evaluasi hasil belajar merupakan
masukan bagi evaluasi program pendidikan.
Ada
beberapa pengertian evaluasi antara lain
:
1. Evaluasi
ialah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat
dicapai ( Tyler,1950 )
2. Menyediakan
informasi untuk membuat keputusan (
ronbach, 1963 )
3. Evaluasi
sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk apakah ada
selisih ( Maclcolm, 1971 )
4. Evaluasi
ialah penelitian yang sistimatik atau yang teratur tentang manfaat beberapa
objek (Joint Committee, 1981 )
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil
pendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses mengumpulkan , menganalisis, dan
menyajikan informasi mengenai objek evaluasi dan penilaian indikator dengan
standar untuk mengambil keputusan. Ada beberapa tujuan dari evaluasi
diantaranya adalah untuk memberikan informasi sebagai asar untuk :
1. Menilai
hasil yang telah dicapai
2. Membuat
keputusan
3. Menilai
kurikulum
4. Memonitor
dana Yang digunakan
5. Memperbaiki
program pendidikan
II.2 Pengertian Sarana
Sarana dan Prasarana
Pendidikan Sarana pendidikan sekolah yang dimaksudkan adalah bagian dari sarana
fisik dari suatu sekolah yang menunjang proses belajarmengajar disekolah
tersebut, yaitu tiga sarana saja: Alat pelajaran, alat peraga, dan media
pengajaran. Adapun prasarana pendidikan sekolah yang dimaksudkan adalah
Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar
mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan,
dan ruang laboratorium, dan sebagainya. Dan prasarana sekolah yang
keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara
langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar
Dalam proses belajar mengajar seorang
guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam memanfaatkan sarana dan
prasarana pendidikan seefektif dan seefisien mungkin dan bertanggung jawab
penuh terhadap keselamatan pemakaian sarana dan prasarana pendidikan yang ada
atau ditempatkan sesuai dengan ruangan di mana dia mengajar, karena keberadaan
sarana dan prasarana secara langsung dan tidak langsung di gunakan dalamproses
belajar mengajar dan sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar,
sehingga siswa termotivasi dalam pencapaian keberhasilan belajar secara
maksimal. Agar seorang guru dapat melakukan proses pembelajarandengan
memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat dan efektif untuk mencapai
tujuan pendidikan, diharapkan seorang guru agar benar-benar memiliki kemampuan
untuk menggunakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana sebaik mungkin.
Untuk dapat menghasilkan
prestasi belajar yang baik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor motivasi
yang berasal dari dalam diri (intern), tetapi juga dipengaruhi oleh faktor yang
berasal dari luar diri (ekstern) yaitu dengan adanya sarana dan prasarana
yang lengkap. Proses belajar mengajar akan berjalan lancar kalau ditunjang
dengan sarana yang lengkap. Oleh karena masalah fasilitas merupakan
masalah yang esensial dalam pendidikan, maka dalam pembaharuan pendidikan kita
harus sempat pula memperbaharui mulai dari gedung sekolah sampai kepada masalah
yang paling dominan yaitu alat peraga (sebagai penjelasan dalam menyampaikan
pendidikan). Bila suatu sekolah kurang
memperhatikan fasilitas/sarana dan prasarana pendidikan, maka siswa-siswanya kurang bersemangat untuk
belajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar anak
menjadi rendah. Sarana dan prasarana sebagai salah satu penunjang keberhasilan
pendidikan, seringkali menjadi kendala dalam proses penyelenggaraanpendidikan
di Sekolah. Kendala-kendala yang dihadapi antara lain adalah adanya penyediaan
saranayang belum memadai atau lengkap, yang disebabkan karena minimum atau
kurangnya dana yang di salurkan. Tetapi selain sarana, perlu diingat bahwa
kualitas dan aktivitas guru juga turut menunjang keberhasilan pendidikan,
karena dengan kualitas dan aktivitas guru yang baik maka proses belajar
mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Beberapa pengertian sarana
dan prasana menurut para ahli :
1. Menurut E. Mulyasa,
“Sarana pendidikan
adalah peralatan danperlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjangproses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung,
ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan mediapengajaran”.
2. Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Kamus
Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1988), Cet. I,
h. 700
“Sarana pendidikan
merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar”.
3. Menurut Tim Penyusun
Pedoman Pembakuan MediaPendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
yang dimaksud dengan:
“ Sarana pendidikan
adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar ,
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”.
4. Menurut Ibrahim Bafadal
“ prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”
5. Menurut Nawawi (1987), ditinjau dari hubungannya
dengan Proses Belajar Mengajar
ada dua jenis sarana pendidikan.adalah sebagai berikut:
(i) Sarana pendidikan yang
secara langsungdigunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai contohnya
adalah kapur tulis, atlas dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru
dalam mengajar.
(ii) Sarana pendidikan yang
secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti
lemari arsip dikantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang secara
tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Erat terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan itu,
dalam daftar istilah pendidikan dikenal pula sebutan alat bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya
memudahkan melakukan kegiatan mengajar. Alat bantu pendidikan ini yang pas untuk
disebut sebagai sarana pendidikan. Jadi, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan
guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan
murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran. Itu rumusan (definisi)
sementara.
Lalu apa yang disebut dengan prasarana pendidikan? Sementara,
dapat kita rumuskan bahwa prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan,
dan benda-benda yang digunakan guru (dan murid) untuk memudahkan
penyelenggaraan pendidikan.
Menurut Standar sarana
dan prasarana dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri,
yang dalam garis besarnya antara lain:
a. Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumberbelajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan
b. Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan,
satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium,ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
daya dan jasa, tempat berolah raga,
tempat beribadah, tempat bermain,tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur
dan berkelanjutan
c. Standar keragaman jenis
peralatan laboratorium, ilmu pengetahuanalam (IPA), laboratorium bahasa,
laboratorium komputer, danperalatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan
dinyatakan dalamdaftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia
d. Standar jumlah peralatan
di atas, dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta didik.
Jenis
Sarana Pendidikan
Harus dipahami bahwa mengenai ini harus dilihat dari fungsinya, bukan bendanya, untuk itu sarana pendidikan bila tinjau dari fungsi dan peranannya dalam
proses belajar mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi:
a. Alat pelajaran
Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara
langsung dalam proses belajar mengajar. Alat ini mungkin berwujud buku tulis,
gambar-gambar, alat-alat tulis-menulis lain seperti kapur, penghapusan dan
papan tulis maupun alat-alat praktek, semuanya termasuk ke dalam lingkup alat
pelajaran.
(i) Alat –alat pelajaran tersebut digunakan untuk rekam-merekam bahan pelajaran atau alat
untuk pelaksanaan kegiatan belajar. Yang disebut dengan kegiatan
“merekam” itu bisa berupa menulis, mencatat, melukis, menempel (di TK), dan
sebagainya. Papan tulis, misalnya, termasuk alat pelajaran jika digunakan guru
untuk menuliskan materi pelajaran. Termasuk juga kapur (untuk chalkboard) atau spidol (untuk whiteboard) dan penghapus papan tulis. Buku tulis, pinsil, pulpen atau bolpoin,
dan penghapus (karet stip dan “tipeks”), juga termasuk alat pelajaran.
(ii) Alat pelajaran yang bukan
alat rekam-merekam pelajaran, melainkan alat kegiatan belajar, adalah alat-alat
pelajaran olah raga (bola, lapangan, raket, dsb.), alat-alat praktikum,
alat-alat pelajaran yang digunakan di TK (gunting, kertas lipat, perekat dsb),
alat-alat kesenian dalam pelajaran kesenian, alat-alat “pertukangan” (tukang
pahat, tukang kayu, tukang anyam, tukang “sunggi”/tatah wayang, dsb.) dalam
pelajaran kerajinan tangan.
b. Alat peraga
Alat peraga mempunyai
arti yang luas. Alat peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan
pengajaran, dapat berupa benda ataupun perbuatan dari yang tingkatannya paling
konkrit sampai ke yang paling abstrak
yang dapat mempermudah pemberian pengertian (penyampaian konsep) kepada murid. Di samping itu, alat peraga sangatlah
penting bagi pengajar untuk mewujudkan atau mendemonstrasikan bahan pengajaran
guna memberikan pengertian atau gambaran yang jelas tentang materi yang
diberikan. Hal itu sangat membantu siswa untuk tidak menjadi siswa verbalis.
Dengan bertitik tolak pada penggunaannya, maka alat peraga dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
(i) Alat peraga langsung, yaitu jika guru
menerangkan dengan menunjukkan benda sesungguhnya (benda dibawa kekelas, atau
anak diajak ke benda);
(ii) Alat peraga tidak langsung,yaitu jika guru
mengadakan penggantian terhadap benda sesungguhnya. Berturut-turutdari yang
konkrit ke yang abstrak, maka alat peraga dapat berupa: benda tiruan
(miniatur), Film, Slide, Foto, gambar, Sketsa atau bagan.
Oleh
karena itu, alat peraga sangatlah diperlukan dalam proses belajar mengajar
dengan maksud memberikan variasi dalam mengajar dan lebih banyak memberikan
realita dalam mengaja sehingga pengalaman anak lebih nya dan jelas. Alat peraga adalah segala macam alat yang digunakan
untuk meragakan (mewujudkan, menjadikan terlihat) objek atau materi
pelajaran (yang tidak tampak mata atau tak terindera, atau susah untuk
diindera). Manusia punya raga
(jasmani, fisik), karena itu manusia terlihat. Dengan kata lain, bagian raga
dari makhluk manusia merupakan bagian yang tampak, bisa dilihat (bagian dalam
tubuh manusia pun bisa dilihat, tentu saja jika “dibedah”). Itu intinya
“meragakan,” yaitu menjadikan sesuatu yang “tak terlihat” menjadi terlihat.
Dalam arti luas yang tak terindera (teraba untuk yang tunanetra).
“Tak terlihat” itu termasuk
seperti dalam kasus ini: Kambing yang ada jauh di luar sekolah, tentu tak
terlihat. Agar terlihat, kambing itu didekati (murid dibawa ke tempat kambing),
atau didekatkan (kambing dihadirkan ke sekolah). Bunga yang ada di luar kelas
pun tak terlihat murid. Agar terlihat, bunga itu dibawa ke dalam kelas. Murid
(dan guru) tidak bisa “melihat” pulau-pulau yang terletak di Indonesia, maka
lalu dibuatlah peta untuk meragakan bentuk dan letaknya.
Alat
peraga suka dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(1)
alat peraga sebenarnya
(2) alat peraga tiruan.
Bunga dalam materi pelajaran tentang bunga dapat diragakan
oleh bunga asli, bisa dengan gambar bunga. Otak manusia sangat sulit untuk
diragakan oleh benda aslinya, jadi dibuat alat peraga tiruan berupa gambarnya
atau “bonekanya”.
c. Media pengajaran
“Kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar ”. Media
adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pengajaran. Media merupakan sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.
Media pendidikan (media pengajaran) itu sesuatu yang agak
lain sifatnya dari alat pelajaran dan alat peraga. Kadang orang menyebut semua alat bantu pendidikan itu media,
padahal bukan. Alat pelajaran dan alat peraga memerlukan keberadaan guru, alat
pelajaran dan alat peraga membantu guru dalam mengajar. Guru mengajarkan materi
pelajaran dibantu (agar murid dapat menangkap pelajaran lebih baik) oleh alat
pelajaran dan alat peraga. Oleh media, di sisi lain, guru bisa “dibantu
digantikan” keberadaannya. Dengan kata lain, guru bisa tidak ada di kelas,
digantikan oleh media. Lalu, apa itu media?
Secara
bahasa (asal-usul bahasa atau etimologis) media (medium) itu merupakan perantara. Istilah media digunakan pula
dalam bercocok tanam. Arang kulit padi, misalnya, dapat dijadikan media tanam
terbaik bagi tanaman hias tertentu. Air dapat menjadi media tanam tanaman
tertentu (disebut cara bercocok tanam sistem hidroponik).
Media
(medium) dalam konteks pendidikan, mempunyai makna sama dengan media dalam
komunikasi. Media komunikasi merupakan perantara penyampaian pesan (messages) yang berupa informasi dan sebagainya, dari komunikator
(“pembicara”) ke komunikan (yang diajak “bicara”). Surat kabar merupakan media
komunikasi masa dari “orang-orang surat kabar” kepada masa (publik,
masyarakat). “Orang-orang surat kabar” itu maksudnya semua yang berkomunikasi
lewat surat kabar. Jadi, ada pemasang iklan yang berkomunikasi kepada
masyarakat luas lewat media surat kabar. Begitu juga halnya dengan radio dan
televisi.
media pendidikan dapat
di klasifikasi atas indera yang digunakan untuk menangkap isi dari materi yang
disampaikan dengan media tersebut, yaitu dapat dibedakan atas:
1. Media audio atau media
dengar, yaitu media untuk pendengaran, seperti transparansi, papan tulis,
gambar-gambar, grafik poster, peta dan globe , dll.
2. Media visual atau media
tampak, yaitu media untuk penglihatan, seperti radio, rekaman pada tape recorder, dll.
3. Media audio visual atau
media tampak-dengar, yaitu media untuk pendengaran dan penglihatan,
seperti film, televisi, Projector dll.
Ketiga media ini
dapat digunakan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran,
yaitu di antaranya adalahdapat memperjelas penyajian pesan dan informasi serta
dapatmeningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapatmenimbulkan
motivasi belajar, interaksi yang lebih langsungantara siswa dan lingkungannya,
dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.Oleh karena itu, media pengajaran harus benar-benar
dimanfaatkandengan seoptimal mungkin maka tujuan pendidikan dapat berjalan secara
efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Ke dalam kelompok media
pendidikan itu akan termasuk buku pelajaran, CD berisi materi pelajaran,
tayangan TV yang berupa materi pelajaran, rekaman suara yang berupa materi
pelajaran, dan sebagainya. Agar tidak kacau menyama maknakan alat peraga
sebagai media pendidikan, harus dicermati sifat khas media, yaitu ada pesan
komunikasi pendidikan di dalamnya yang berupa materi pelajaran.
Adapun
syarat sebuah alat dapat digunakan sebagai media yaitu :
(1)
tuntas, yaitu sudah menyeluruh;
(2)
jelas, tidak memerlukan penjelasan dari guru;
(3)
bisa “ditangkap” langsung oleh murid
Jadi, inti makna media adalah sesuatu (apapun) yang di
dalamnya terkandung pesan (message) komunikasi, yang merupakan
saluran (perantara) komunikasi. Dengan pengertian dasar serupa itu, maka yang
disebut media pendidikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berisikan pesan berupa materi pelajaran dari
pihak pemberi materi pelajaran kepada pihak yang diberi pelajaran.
BAB III
METODE EVALUASI
III.1 Model Evaluasi yang Digunakan
Ada
beberapa model evaluasi yang ada tetapi untuk mengevaluasi pemanfaatan sarana
pendidikan adalah model evaluasi CIPP (Context, Input, Process dan Product.
Mengenai
aspek Context dari program, akan dievaluasi apakah pemanfaatan sarana
pendidikan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk aspek input dari program,
akan dievaluasi kesiapan para pengguna, yaitu guru dan siswa dalam memanfaatkan
sarana pendidikan. Sedangkan aspek proses dari program, yang akan dievaluasi
adalah jenis sarana pendidikan yang digunakan dalam menunjang KBM. Sementara
mengenai aspek Product, akan dievaluasi apakah sasaran kegiatan yang diajukan
dalam proposal sudah sesuai. Jika belum terpenuhi akan dicari penyebabnya,
mengapa sasaran kegiatan belum terpenuhi, akan dicari penyebabnya dan akan
dikaji solusi untuk menyelesaikannya.
III.2 Tujuan Evaluasi
Berdasarkan
latar belakang, perumusan masalah dan pendekatan evaluasi yang digunakan
memiliki tujuan :
1. Menilai secara Context dari program,
kesesuaian program pemanfaatan sarana pendidikan dengan tujuan, situasi dan kondisi KBM .
2. Menilai secara Input dari program, kesiapan
guru dan siswa dalam memanfaatkan sarana pendidikan.
3. Menilai secara Proses dari program, kualitas
jenis sarana pendidikan yang digunakan dalam menunjang KBM.
4. Menilai Product, pencapaian sasaran
kegiatan yang diajukan dalam proposal kegiatan pemanfaatan sarana pendidikan
III.3 Lingkup tempat dan waktu evaluasi
Evaluasi
terhadap pemanfaatan sarana pendidikan akan
dilakukan di SMA Kemala Bhayangkari 1 Jakarta. Evaluasi dilaksanakan pada
semester 1 tahun ajaran 2011-2012 selama satu semester.
III.4
Instrumen Evaluasi
No
|
Pertanyaan
Evaluasi
|
Sasaran
|
Pengumpulan
Data
|
Analisis
|
1
|
Apakah
rencana KBM yang diajukan sudah sesuai dengan tujuan KBM yang diajukan ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
2
|
Apakah
pelaksanaan KBM yang diajukan sudah sesuai dengan tujuan KBM yang diajukan ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
3
|
Apakah
sasaran kegiatan yang diajukan sudah layak dan sesuai dengan tujuan kegiatan
?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
4
|
Apakah
guru sudah siap menggunakan sarana secara maksimal ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
5
|
Apakah
siswa sudah siap mengikuti KBM dengan
mengguinakan sarana secara maksimal ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
6
|
Apakah
sarana pendidikan yang ada dapat
menunjang KBM ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
7
|
Apakah
sarana pendidikan yang ada dapat
digunakan untuk berbagai metode pembelajaran pada KBM ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
8
|
Apakah
sarana pendidikan yang ada dapat
mengaktifkan siswa dalam KBM ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
9
|
Apakah
penggunaan sarana pendidikan yang ada
dapat meningkatkan pemahaman materi pelajaran ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
10
|
Apakah
sasaran kegiatan yang diajukan dalam proposal sudah terpenuhi ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
a.
|
Jika
sudah, apakah ada bagian dari pemanfaatan sarana yang masih perlu diperbaiki
?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
|||
b.
|
Jika
belum, apakah penyebab sasaran belum terpenuhi dan apa saja yang solusi yang
dapat dilakukan ?
|
Guru
|
Wawancara
|
Triangulasi data
|
Siswa
|
Kuesioner
|
III.5
Metode dan Instrument Pengumpulan
Data
Beberapa
metode pengumpulan data yang akan dilakukan, yaitu :
a.
Wawancara
Metode
ini sesuai untuk menggali pandangan responden, yaitu guru dan siswa.
b.
Observasi Lapangan
· Observasi Sarana Pendidikan yang ada
· Observasi sarana pendidikan yang
digunakan
c.
Survey dengan Kuesioner
Survey akan dilakukan untuk menggali
pandangan dan persepsi siswa sebagai pengguna program . Survey dilakukan secara
bersamaan dalam waktu yang sudah ditentukan, dengan penyebaran secara merata ke
setiap kelas.
III.6
Tehnik dan Analisis Data
a. Triangulasi Data
Evaluasi
ini menggunakan tehnik triangulasi, membandingkan dan mengecek balik suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kulitatif, yaitu :
· Membandingkan data hasil pengamatan
dengan hasil wawancara
· Membandingkan hasil wawancara dengan
pendapat orang diluar
· Membandingkan hasil wawancara dengan
isi dokumen yang berkaitan
b.
Analisis Statistik
Untuk
hasil kuesioner dari guru dan siswa akan dilakukan analisis statistic
deskriptif menggunakan software SPSS
III.7 Grant Chart Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
Evaluasi
No
|
Jenis
Kegiatan
|
September
|
Oktober
|
November
|
Keterangan
|
|||||||||
1
|
Persiapan evaluator
|
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyiapan instrument
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Analisis Data
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
|
|
|
|
4
|
Penyusunan Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X
|
X
|
X
|
|
DAFTAR PUSTAKA
v Subari, Supervisi
Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet. I, h. 95
v Arief S. Sadiman, dkk.
Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,(Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2007)
v E. Mulyasa ,
Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004)
v Suharsimi
Arikunto,Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan,(Jakarta: PT GrafindoPersada, 1993), Cet. II, h. 81
v M. Daryanto, Administrasi
Pendidikan,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. IV.
v Ibrahim Bafadal, Seri
Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah , Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003),
v M. Dalyono, Psikologi
Pendidikan; Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005,
v E. Mulyasa, Kurikulum
yang Disempurnakan (Pengembangan Standar Kompetensi Dasar
(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006
v Suharsimi
Arikunto,Pengelolaan Materiil,(Jakarta: PT Prima Karya, 1987
v B. Suryo Subroto,
Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1998)
v Azhar Arsyad, Media
Pengajaran,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000),
v M. Daryanto, Administrasi
Pendidikan,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006)
v Tatang M. Amirin; 7 April 2010; 8 April 2010; 11 Mei 2010; 3 Juni
2010; 5 Januari 2011
[Tuliskan sebagai sumber daftar pustaka Anda: Amirin, Tatang M.
2011. "Pengertian sarana dan prasarana pendidikan."
tatangmanguny.wordpress.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar