Senin, 02 April 2012

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN EVALUASI PROGRAM PKL


MAKALAH
EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
EVALUASI PROGRAM PKL

DOSEN
Prof. Dr H. ABDUL MADJID LATIEF,MM.M.Pd






 NAMA MAHASISWA
ABDUL  ( 1008036108 )

PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PROF. DR. HAMKA, JAKARTA
TAHUN 2011






Evaluasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Sekolah Menengah Kejuruan


Pendahuluan

A.       Latar Belakang Masalah
Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang menyiapkan lulusannya untuk siap memasuki lapangan kerja (Depdikbud, 1997: 1). Pada jenis sekolah ini, anak didik disiapkan untuk memiliki keterampilan agar setelah lulus nantinya mereka siap memasuki dunia kerja, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Selanjutnya dijelaskan bahwa pendidikan kejuruaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Dengan demikian, pendidikan kejuruan memiliki fungsi sebagai sarana persiapan untuk memasuki dunia kerja.
“Vocational education is a multifaceted system with diverse clientele and multiple goals, and it exist in a complex policy environment. Developing and implementing a system of performance standard for vocational educationrequires making demanding decisions on performance assessment,accountability, and actions”(Eric, 1990: 4) 
Menurut Jorin Pakpaham (2002: 240), pembelajaran dilaksanakan tidak cukup hanya terbatas diruang kelas, dilingkungan sekolah, tetapi semua potensi dan sumber belajar yang ada di dunia kerja dan lembaga-lembaga pemerintah perlu dikoordinasikan sehingga mampu memberikan kesempatan belajar secara komprehensif kepada peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya akan tercipta lulusan yang professional dibidangnya.
 Sementara ini bentuk mata pelajaran praktik kejuruan yang disajikan di SMK, walaupun ditunjang dengan peralatan modern namun pada dasarnya hanya mampu menyajikan dasar-dasar keterampilan dan situasi tiruan(simulasi), karena itu sulit diharapkan untuk dapat membentuk keahlian professional pada diri siswa. Dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara sekolah dan dunia kerja.
Model pelatihan di industry (on the job training ) adalah pembentukanketerampilan kejuruan khusus (specific skill ) di industry. Keterampilan khusus yang terkait dengan iklim, budaya dan karakteristik suatu industri, sehingga industry adalah pihak yang tepat dalam membekali keterampilan khusus (Sutarto, 1998: 102).

B.       Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang muncul terkait dengan pelaksanaan PKL sebagai berikut:
a. Pelaksanaan program PKL belum sesuai harapan dan kebutuhan siswa.
b. Belum semua guru siap dalam pelaksanaan bimbingan PKL siswa.
c. Masih rendahnya kualitas pelaksanaan program PKL oleh sekolah.
d. Belum adanya buku pedoman pelaksanaan PKL yang jelas.
e. Perlunya kesiapan yang cukup bagi siswa untuk mengikuti program PKL.
f. Minimnya informasi tentang pelaksanaan PKL yang diketahui siswa.
g. PKL belum mampu memberikan pengalaman yang cukup bagi siswa untuk memasuki dunia kerja.
h. Pelaksanaan KL belum mampu memberikan dasar kompetensi yang cukup bagi siswa.
i. Materi pembelajaran di tempat PKL yang kurang sesuai dengan keahlian siswa.
j.Terdapat perbedaan persepsi diantara guru pembimbing tentang tujuan PKL
k.Belum optimalnya pengelolaan sarana dan prasarana penunjang yangmendukung peproses pembelajaran disekolah.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka evaluasi ini difokuskan pada proses perencanaan,  pelaksanaan, serta tujuan PKL:
a.Pelaksanaan program PKL belum sesuai dengan kebutuhan siswa.
b.Siswa belum memiliki kesiapan yang cukup untuk mengikuti program PKL
c.Guru kurang siap dalam pelaksanaan bimbingan PKL.
d.Masih rendahnya kualitas pelaksanaan PKL oleh sekolah.
e.PKL belum mampu memberikan pengalaman yang cukup bagi siswa
C.Tujuan Program dan Indicator Keberhasilan
Sesuai dengan pedoman pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dikeluarkan oleh  SMK K BHAYANGKARI D, maka pelaksanaan praktik kerja industry bertujuan untuk:
a. Sebagai latihan kerja dilapangan.
b. Sebagai latihan penyesuaian di lingkungan kerja.
c. Sebagai latihan kedisiplinan di lingkungan kerja.
d. Sebagai perbandingan antara teori yang diperoleh dengan dengan penerapanyadi lapangan.
e.  Sebagai latihan penyusunan laporan.

Sedangkan indicator ketercapaian program/kegiatan ini adalah:
a. Siswa terlatih kerja dilapangan.
b.Siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.
c.  Siswa berdisiplin di lingkungan kerja.
d.  Siswa mampu membandingkan antara teori yang diperoleh dengan denganpenerapanya di lapangan.
e.  Siswa mampu menyusun laporan.

4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang dikemukakan diatas, maka masalah dalam penelitian pada pelaksanaan PKL di SMK K BHAYANGKARI D, dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.Apakah pelaksanaan PKL sudah sesuai dengan kebutuhan siswa?
b.Sejauh mana kesiapan siswa untuk mengikuti program PKL? 
c.Sejauh mana kesiapan guru dalam pelaksanaan bimbingan PKL siswa?
d.Sejauh mana kualitas pelaksanaan program PKL yang dilakukan oleh sekolah?
e.Apakah pelaksanaan PKL dapat memberikan manfaat bagi siwa maupunsekolah?


 5.Tujuan Evaluasi
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a.  Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan program PKL dengan kebutuhan siswa.
b.  Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa dalam mengikuti program PKL.
c.  Untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan yang dilakukan oleh guru pembimbing  dalam dalam pelaksanaan bimbingan PKL siswa
d. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kualitas pelaksanaan PKL yang diselenggarakan sekolah.
e. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemanfaatan program PKL yang diselenggarakan sekolah.


6. Manfaat Evaluasi
a. Memberikan gambaran kepada sekolah tentang keksesuaian pelaksanaan program PKL dengan kebutuhan siswa dan tuntutan kurikulum.
b. Memberikan gambaran tentang cakupan materi PKL kesesuainnya dengan industry, sehingga pIhak sekolah memahami secara seksama tentang bentuk praktik yang akan dilakukan oleh siwa selama kegiatan berlangsung.
c. Sebagai bahan evaluasi terhadap penyelenggaraan PKL yang telah diprogramkan oleh sekolah 
d. Memberikan informasi tentang sejauh mana kesesuaian antara tempat praktik yang ada dengan program keahlian yang dimiliki siswa.
e. Memberikan informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan pengetahuan pasca   pelaksanaan PKL
f. Memberikan informasi tentang keterampilan yang diperoleh siswa setelah melaksanakan PKL
g.  Memberikan informasi tentang sikap siswa selama melaksanakan PKL


















Pelaksanaan PKL
1.     Praktik Kerja Lapangana.
Pengertian Praktik Kerja Lapangan “Praktik kerja lapangan merupakan salah satu bentuk implementasi dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yaitu suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang memadukan secara sistematik pendidikan disekolah dengan dunia kerja.
Menurut Smith (Jusuf Irianto, 2001: 6), bahwa profil kapabilitas siswa berkaitan dengan skill yang diperoleh dari PKL. Seiring dengan penguasaan keterampilan dan keahlian siswa akan menambah peluang bagi pengembangan karirnya setelah lulus dan terjun kemasyarakat.
Menurut Manulang (Moekijat, 1981: 2) bahwa keberhasilan PKL mencakuptiga hal, yaitu 1. Menambah pengetahuan; 2. Menambah keterampilan; 3. Merubah sikap. Implementasi dari pelaksanaan PSG biasanya berupa: praktik kerja lapangan,praktik kerja industry, dan magang industry.
Rentang waktu pelaksanaan PKL ini antara 4 sampai dengan 6 bulan, dan pada beberapa kasus bisa mencapai 1 tahun (Retailer, 2003: 2) .
2.     Tahap-Tahap Pelaksanaan PKL Tahun 2011
Agar pelaksanaan PKL berjalan dengan baik dan lancer serta tercapai apa yangmenjadi tujuan program, maka tahapan yang harus dilaksanakan meliputi:
NO
KEGIATAN
Rencana Kegiata PKL
Mei
Juni
Juli
Aug
Sep
Okt
Nov
Des
Jan


1

Persiapan
Menentukan instansi dan menghubunginya











Menyiapkan administrasi atau surat izin











Memberikan pembekalan pada siswa











Penempatan siswa di intansi











2
Pelaksanaan
Perencanaan











Pengorganisasian.











Pelaksanaan











3
Evaluasi
Penilaian hasil belajar











Penilaian keahlian












1.   Persiapan/perencanaan.
Perencanaan merupakan tahap awal sebelum melaksanakan sebuah program, dan perencanaan akan sangat menentukan berhasil tidak suatu program mencapai tujuan. Beberapa aspek yang berperan dalam menentukan program PKL yangdiadakan sekolah antara lain:
a.      Guru, merupakan tenaga pendidik dari sekolah yang bertugas menyiapkan siswa memasuki pekerjaan yang ada di institusi terkait.
b.     Instruktur, merupakan tenaga pembimbing dari institusi terkait
c.      Siswa, sebelum melaksanakan praktik kerja di institusi terkait setiap siswahendaknya telah mempunyai pengetahuan yang memadai, sehingga disampingmereka memperoleh pengalaman nyata, juga mampu memberikan konstribusikepada instansi terkait.
d.     Peralatan, perangkat bantu dalam memperoleh hasil secara cepat, tepat danefisien. Peralatan harus relevan dengan bidang garapan siswa.
e.      Bahan, material yang digunakan untuk membuat produk, terdiri dari bahanpokon dan bahan penunjang.
f.      Bahan ajar, merupakan susunan materi yang akan diajarkan kepada siswadalam mencapai ingkat keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
g.     Method, cara penyampaian materi yang digunakan untuk mencapai tujuanpembelajaran
h.     Jadwal, perangkat pelaksanaan program baik disekolah maupun di instansiterkait mengenai siapa, apa dan dimana kegiatatan tersebut akan berlangsung.
i.       Waktu, waktu pelaksanaan program hendaknya disesuaikan hendaknyadisesuaikan dengan pecapaian target kompetensi sesuai dengan standardkeahlian.
j.       Perangkat lunak/administrative, perangkat untuk melaksanakan KBM yangberbeda antara perangkat yang digunakan disekolah dan perangkat yangdigunakan di instansi, meliputi; jurnal siswa, administrasi program dankesiswaan, dan perangkat supervise.
k.     Pembiayaan, biaya tetap yang harus ada dalam pelaksanaan PKL.

Adapun dalam pelaksanaannya persiapan yang harus dilakukan sekolah antara lain;
a.Menentukan instansi dan menghubunginya.
b.Menyiapkan administrasi atau surat izin untuk instansi dan kepada orang tuasiswa,
c.Memberikan pembekalan pada siswa
d.Penempatan siswa di intansi yang telah dihubungi.


2.Pelaksanaan.
Tahap ini adalah tahap berlangsungnya pembelajaran di instansi, agar pelaksanaannya berjalan dengan baik maka diperlukan komunikasi yang intensif antara sekolah dan instansi agar segala permasalahan yang mungkin muncul dapat diselesaikan dengan cepat.

Tahap-tahap dalam pelaksanaan ini meliputi:
a.Perencanaan.
Unsur yang terlibat antara lain guru, kepala sekolah staf administrasi, instansi terkait dan orang tua. Sedangkan kegiatan koordinasi perencanaan meliputi; penyusunan kurikulum PKL, penyusunan program pembelajaran, perencanaan kebutuhan, biaya dan sumber dana, penyiapan system monitoring, dan evaluasi, penyusunan program ujian kompetensi, dan evaluai.

b.Pengorganisasian.
Kegiatan ini meliputi penyusunan struktur organisasi,pemilihan proposal, penyusunan uraian tugas, penyusunan mekanisme kerja,  serta penyusunan system koordinasi. Unsur yang terlibat antara lain;pengelola sokolah, komite sekolah dan instansi terkait.

c.Pelaksanaan.
Kegiatan ini meliputi koordinasi pembelajaran disekolah dan pembelajaran di instansi. Unsure yang terlibat antara lain; guru, kepalasekolah, komite sekolah, instansi, dan staf bidang kurikulum.
d.Evaluasi.
Meliputi koordinasi penilaian pembelajaran di sekolah dan diinstansi. Unsure yang terlibat antara lain; guru, kepala sekolah, komitesekolah, instansi, dan staf bidang kurikulum.
3.Penilaian/evaluasi.
Penilaian merupakan proses akhir dari suatu kegiatan yang hasilnya bias dalambentuk angka-angka maupun kalimat-kalimat. Penilaian bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.
Adapun penilaian meliputi:


a.Penilaian hasil belajar.
Meliputi hasil belajar disekolah dan di instansi.Penilaian hasil belajar disekolah mencakup komponen kemampuan normative,adaptif dan teori kejuruan. Sedangkan penilaian hasil belajar di institusi  mencakup komponen praktik keahlian yang dilakukan di instansi terkait.
b.Penilaian keahlian.
   Meliputi 1.
1) Penilain uji kompetensi yang merupakan terminal dari suatu paket  pembelajaran untukmencapai kompetensi tertentu,
2)  Penilaian uji profesi, merupakan penilaian terminal dari suatu kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh suatu jabatan profesi tertentu.
3)  Sertifikasi pendidikan, diberikan kepada seseorang yang telah menyelesaikan paket kegiatan tertentu sehingga dinilai layak, mampu danberwenang untuk melaksanakan tugas/kegiatan sesuai dengan kemampuannya.



















Evaluasi.

 a. Pengertian Evaluasi.
Jadi pada dasarnya kegiatan evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang  menguji dan menilai pelaksanaan program. Para ahli evaluasi berbeda pendapat dalam mendefinisikana evaluasi,
Stufflebeam mendefinisikan evaluasi sebagai berikut: “Evaluation appraises the extent to which a program realizes certain goal.When evaluation based on an experimental design, the evaluation criteria areimbedded in the program at its inception. The value frame work is that of theprogram’s administrators, and there is no incentive to use alternative criteria.”
            Definisi tesebut  menunjukan adanya criteria yang digunakan untuk menentukan nilai dan adanya hal yang dinilai. Didalam konteks pelaksanaan program,criteria yang dimaksud adalah criteria keberhasilan pelaksanaan program dan yang dinilai dapat berupa hasil yang dicapai atau proses itu sendiri.
Selanjutnya, Jusuf Irianto(2001: 21) menjelaskan bahwa “evaluasi program dimaksudkan sebagai pemenuhankeberadaan arti atau nilai signifikan sebuah program pelatihan dalam hbungannyadengan tujuan dan sasaran yang harus dikembangkan”.
Menurut Hamblan (Leslie Rac,1990: 4) mendefinisikan “evaluasi sebagai suatu usaha memperoleh umpan balik atauefek dari suatu program pelatihan dan usaha mengukur nilai pelatihan yang bersangkutan berdasarkan informasi itu”.Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses pengumpulan, penyajian dan penilaian informasi untuk mengetahui sejauh mana suatu program telah mencapai tujuan, sehingga pengambilan keputusan dapat ditetapkan padaprogram selanjutnya.

b.Evaluasi  Program
Program merupakan acuan kegiatan gabungan dari tujuan-tujuan,kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, langkah-langkah yang akan diambil sumber-sumber yang akan digunakan, dan unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan arah tindakan tertentu. Evaluasi program menurut Suharsimi (2007: 23) adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat.  
Evaluasi program sangat bermanfaat terutama bagipengambil keputusan karena dengan masukan hasil evaluasi program, para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang telah atau sedang dilaksanakan. Evaluasi membantu dalam memahami program, juga untuk mengetahui program apa yang belum terlaksana dengan baik maupun program yang belum berjalan, serta apa penyebabnya yang selanjutnya akan diambil keputusan apakah program tersebut perlu dilajutkan dengan beberapa perbaikan atau bahkan diberhentikan. Evaluasi dapat dilaksanakan pada saat program sedang berjalan maupun sesudah proram tersebut dilakasanakan.

c.Model Evaluasi.
1.Model evaluasi formatif dan sumatif 
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Michel Sciven dan sudah dikenal  oleh umum dari segi fungsinya. Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi guna membentu memperbaiki proyek, kurikuum dan pelatihan. Focus evaluasi ini berkisar pada kebutuhan yang dirumuskan oleh karyawan atau orang-orang. Adapun evaluasi sumatif dibuat untuk menilai apakah suatu program akan diteruskan atau diberhentikan. Oleh karena itu evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk memberikan informasi yang potensial tentang manfaat dan penggunaan program.
2.Model kesenjangan.
Model ini dikembangkan oleh Malcolm Provus penilain kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standard yang telah ditentukan dalam program dengan penampilan actual dari program. Model ini menekankan pada kesenjangan yang sebetulnya merupakan persayaratan umum bagi semua kegiatan evaluasi, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnyadengan apa yang sudah dicapai.
3.Model CIPP  (context, input, process, product )
a. Evaluasi kontek.
Model ini merupaka upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi, dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Ada 4 pertanyaan yang bisa diajukan dalam model evaluasi ini:
1.Kebutuhan apa yang belum terpenuhi oleh program,
2. Tujuan pengembangan apayang belum dapat tercapai oleh program,
3. Tujuan pengembangan apa yang dapatmembentu tercapainya program,
4. Tujuan-tjuan manakan yang paling mudahdicapai oleh program.

b.Evaluasi input
Model ini meliputi sumber dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan, baik umum maupun khusus suatu program. Pertanyaan yang diajukan dalam model ini antara lain:
1. Apakah strategi yang digunakan sudah sesuai dengan pencapaian tujuan,
2. Apakah strategi yang diambil ini merupakan strategi resmi,
3. Strategi manakan yang sudah ada sebelumnya dan sudah cocok untuk mencapai tujuan yanglalu,
4. Apa yang dikatakan sebagai cirri khusus dari kegiatan yang dilaksanakandidalam program dan apa pula akibat yang ditimbulkan.
c.Evaluasi proses.
Model evaluasi ini diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Pertayan yang bisa diajukan dalam model ini antara lai:
1.   Apakan pelaksanaan program sudah berjalansesuai dengan jadwal yang direncanakan,
 2. Apakah staf yang terlibat dalampelaksanaan program sudah siap melaksanakan kegiatan tersebut,
 3.  Apakah saranadan prasarana yang ada sudah dimanfaatkan dengan maksimal,
 4. Hambatan apasaja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan bagaimana mengatasinya.
d.Evaluasi produk.
Model evaluasi ini dilakukan untuk melihat atau mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang dihasilkan akan sangat berguna apakah program akan dilanjutkan, disempurnakan, atau dihentikan. Penilain program memerlukan perbandingan antara hasil program dan tujuan yang ditetapkan.  
Dalam evaluasi model ini pertanyaan yang bisa diajukan antara lain:
1. Tujuan manakah yang sudah dicapai,
2.  Apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan pencapaian tujuan,
3. Kebutuhan pesertamanakah yang telah terpenuhi sebagai akibat dari pelaksanaan program,
4. Hasiljangka panjang apakah yang namapak sebagai akibat dari pelaksanaan program.

D.  Methodology Evaluasi.
1.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil setting lokasi di SMK Kemala Bhayangkari Delog Dipilihnya Sekolah Menengah Kejuruan ini  dengan pertimbangan bahwa SMK K Bhayangkari D ini  merupaka sekolah tempat mahasiswa mengajar.

      2.Jenis dan Pendekatan Penelitian
Adapun jenis evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model CIPP, sesuai dengan namanya model ini menyoroti empat aspek sekaligus yaitu:konteks, input, proses, dan produk yang melibatkan keempatnya secara bertahap. Keempat evaluasi ini merupakan satu kesatuan yang utuh, namun dalam pelaksanaannya dapat saja seorang peneliti hanya melakukan satu jenis evaluasi dan tidak menggunakan jenis evaluaasi tersebut.
Evaluasi yang menggunakan model ini harus mempeertimbangkan dua hal:
1.  Bahwa kekuatan model ini terdapat padarangkaian keempatnya, sehingga pelaksanaan keempat elemen tersebut dalam satudimensi yang utuh sangat diharapkan,
2. Jika dilaksanakan secara terpisah,sebaiknya menggabungkan dua atau lebih jenis yang ada.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dan kualitatif, data penelitian diperoleh melalui angket yang diberikan kepada siswa dan guru pembimbing yang telah melaksanakan PKL, disamping menggunakan angket, untuk melengkapi data penelitian juga dilakukan observasi  dokumentasi dan wawancara yang mendalam. Objek sasaran yang dicermati dalampenelitian ini mengarah pada evaluasi kontek, input, proses, dan produk (CIPP).

3.Sumber data dan Sample
Yang dimaksud dengan sumber data di sini adalah subjek dari mana data diperoleh. Suharsimi Ariktmto (2002 : 107) mengklasifikasi sumber data menjaditiga jenis ;
a. person,yaitu sumber data berupa orang,
b. place,yaitu sumber data berupa ternpat, dan
c. paper,yaitu sumber data berupa simbol. Berdasarkanklasifikasi tersebut, maka sumber   data yang digunakan dalam penelitian iniadalah jenis person dan paper serta place.
Penentuan subjek penelitian berupa person dilakukan dengan teknik purposif.Dengan teknik ini, ditetapkan kriteria-kriteria sesuai dengan tujuan penelitian.Subjek berupa paper digunakan sebagai sumber data-data sekunder sesuai dengantujuan penelitian. Sedangkan sumber data berupa place dibutuhkan untuk memperkaya data penelitian melalui observasi. Dalam penelitian ini sumber data dimaksud meliputi pengelola sekolah, guru,tenaga kependidikan, dan siswa
Teknik Pengumpulan Data
1.Wawancara Mendalam (indepth interview)
 Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh aspek yang diteliti dan relevan dengan masalah penelitian. Wawancara mendalam ( indepth interview) dilakukan dengan menggunakan instrument berupa pedoman wawancara (interview guide) . Pedoman tersebut tidak sepenuhnya mengikat proses wawancara secara kaku, akan tetapi wawancara dapat berkembang sesuai dengan situasi masyarakat dan khususnya informan. Meski demikian, peneliti berupaya secara jeli agar wawancara dapat menjawab tujuan penelitian. Instrument yang digunakan adalah pedoman wawancara
2.   Dokumentasi
Metode ini merupakan metode pengumpulan data dengan memanfaatkan data sekunder serta data tertulis lainnya dari obyek yang diteliti. Metode dilakukan untuk memperoleh data dengan jalan pengkajian atas berbagai dokumen resmi baik yang bersifat internal maupun eksternal. Bersifat internal dalam artian pengkajian langsung atas dokumen, misanyal arsip aktif maupun pasif, sedangkan bersifat eksternal dalam artian pengkajian terhadap sumber-sumber pendukung atas pengkajian dokumen seperti arsip berita.
3.     Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi dengan jalan meninjau obyek penelitian untuk melihat realitas yang terjadi di lapangan. Instrumen yang digunakan untuk pengamatan berupa lembar pengamatan (observation cheklist).
 4.Angket atau kuestioner 
Angket atau kuestioner merupakan alat pengumpul data yang berupa serangkaianPengumpulan data dilakukan dengan mengirimkan daftar pertanyaan kepada responden. Instrumen yang digunakan berupa angketdengan jawaban tertutup. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar