MAKALAH
EVALUASI
PROGRAM PENDIDIKAN
EVALUASI
PROGRAM PKL
DOSEN
Prof. Dr H. ABDUL MADJID LATIEF,MM.M.Pd
NAMA MAHASISWA
ABDUL ( 1008036108 )
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PROF. DR. HAMKA, JAKARTA
Evaluasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Sekolah Menengah Kejuruan
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah menengah
kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang menyiapkan lulusannya untuk siap memasuki
lapangan kerja (Depdikbud, 1997: 1). Pada jenis sekolah ini, anak didik
disiapkan untuk memiliki keterampilan agar setelah lulus nantinya mereka siap
memasuki dunia kerja, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No 20 Tahun
2003 tentang system pendidikan nasional. Selanjutnya dijelaskan bahwa pendidikan
kejuruaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Dengan demikian, pendidikan
kejuruan memiliki fungsi sebagai sarana persiapan untuk memasuki dunia kerja.
“Vocational education
is a multifaceted system with diverse clientele and multiple goals, and it
exist in a complex policy environment. Developing and implementing a
system of performance standard for vocational educationrequires making
demanding decisions on performance assessment,accountability, and actions”(Eric,
1990: 4)
Menurut Jorin Pakpaham
(2002: 240), pembelajaran dilaksanakan
tidak cukup hanya terbatas diruang kelas, dilingkungan sekolah, tetapi
semua potensi dan sumber belajar yang ada di dunia kerja dan lembaga-lembaga
pemerintah perlu dikoordinasikan sehingga mampu memberikan kesempatan belajar
secara komprehensif kepada peserta didik dalam proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya akan tercipta lulusan yang professional dibidangnya.
Sementara ini bentuk mata pelajaran
praktik kejuruan yang disajikan di SMK, walaupun ditunjang dengan
peralatan modern namun pada dasarnya hanya mampu menyajikan dasar-dasar
keterampilan dan situasi tiruan(simulasi), karena itu sulit diharapkan untuk
dapat membentuk keahlian professional pada diri siswa. Dengan pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara
sekolah dan dunia kerja.
Model pelatihan di
industry (on the job training ) adalah pembentukanketerampilan kejuruan
khusus (specific skill ) di industry. Keterampilan khusus yang terkait dengan
iklim, budaya dan karakteristik suatu industri, sehingga industry adalah pihak
yang tepat dalam membekali keterampilan khusus (Sutarto, 1998: 102).
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang muncul terkait dengan pelaksanaan PKL
sebagai berikut:
a.
Pelaksanaan program PKL belum sesuai harapan dan kebutuhan siswa.
b.
Belum semua guru siap dalam pelaksanaan bimbingan PKL siswa.
c.
Masih rendahnya kualitas pelaksanaan program PKL oleh sekolah.
d.
Belum adanya buku pedoman pelaksanaan PKL yang jelas.
e.
Perlunya kesiapan yang cukup bagi siswa untuk mengikuti program PKL.
f.
Minimnya informasi tentang pelaksanaan PKL yang diketahui siswa.
g.
PKL belum mampu memberikan pengalaman yang cukup bagi siswa untuk memasuki
dunia kerja.
h.
Pelaksanaan KL belum mampu memberikan dasar kompetensi yang cukup bagi siswa.
i.
Materi pembelajaran di tempat PKL yang kurang sesuai dengan keahlian siswa.
j.Terdapat
perbedaan persepsi diantara guru pembimbing tentang tujuan PKL
k.Belum
optimalnya pengelolaan sarana dan prasarana penunjang yangmendukung peproses
pembelajaran disekolah.
Berdasarkan
identifikasi masalah tersebut, maka evaluasi ini difokuskan pada proses
perencanaan, pelaksanaan, serta tujuan
PKL:
a.Pelaksanaan program PKL belum sesuai
dengan kebutuhan siswa.
b.Siswa belum memiliki kesiapan yang
cukup untuk mengikuti program PKL
c.Guru kurang siap dalam pelaksanaan
bimbingan PKL.
d.Masih rendahnya kualitas pelaksanaan
PKL oleh sekolah.
e.PKL
belum mampu memberikan pengalaman yang cukup bagi siswa
C.Tujuan Program dan
Indicator Keberhasilan
Sesuai dengan pedoman pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan yang dikeluarkan oleh SMK K BHAYANGKARI D, maka
pelaksanaan praktik kerja industry bertujuan untuk:
a. Sebagai latihan kerja dilapangan.
b. Sebagai latihan penyesuaian di
lingkungan kerja.
c. Sebagai latihan kedisiplinan di
lingkungan kerja.
d.
Sebagai perbandingan antara teori yang diperoleh dengan dengan penerapanyadi
lapangan.
e. Sebagai latihan penyusunan laporan.
Sedangkan
indicator ketercapaian program/kegiatan ini adalah:
a.
Siswa terlatih kerja dilapangan.
b.Siswa
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.
c. Siswa berdisiplin di lingkungan kerja.
d. Siswa mampu membandingkan antara teori yang
diperoleh dengan denganpenerapanya di lapangan.
e. Siswa mampu menyusun laporan.
4.Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang dikemukakan
diatas, maka masalah dalam penelitian pada pelaksanaan PKL di SMK K BHAYANGKARI
D, dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.Apakah pelaksanaan
PKL sudah sesuai dengan kebutuhan siswa?
b.Sejauh
mana kesiapan siswa untuk mengikuti program PKL?
c.Sejauh mana kesiapan guru dalam
pelaksanaan bimbingan PKL siswa?
d.Sejauh mana kualitas pelaksanaan
program PKL yang dilakukan oleh sekolah?
e.Apakah pelaksanaan PKL dapat
memberikan manfaat bagi siwa maupunsekolah?
5.Tujuan
Evaluasi
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
a.
Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
program PKL dengan kebutuhan siswa.
b.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan
siswa dalam mengikuti program PKL.
c. Untuk
mengetahui seberapa jauh kesiapan yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam dalam pelaksanaan bimbingan PKL siswa
d. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kualitas
pelaksanaan PKL yang diselenggarakan sekolah.
e. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat
kemanfaatan program PKL yang diselenggarakan sekolah.
6.
Manfaat Evaluasi
a. Memberikan gambaran kepada
sekolah tentang keksesuaian pelaksanaan program PKL dengan kebutuhan siswa dan
tuntutan kurikulum.
b. Memberikan gambaran tentang cakupan materi PKL
kesesuainnya dengan industry, sehingga pIhak sekolah memahami secara seksama
tentang bentuk praktik yang akan dilakukan oleh siwa selama kegiatan
berlangsung.
c. Sebagai bahan evaluasi terhadap penyelenggaraan
PKL yang telah diprogramkan oleh sekolah
d. Memberikan informasi tentang sejauh mana
kesesuaian antara tempat praktik yang ada dengan program keahlian yang
dimiliki siswa.
e. Memberikan informasi tentang kemampuan siswa
dalam penguasaan pengetahuan pasca pelaksanaan PKL
f. Memberikan informasi tentang keterampilan yang
diperoleh siswa setelah melaksanakan PKL
g. Memberikan informasi tentang sikap siswa
selama melaksanakan PKL
Pelaksanaan
PKL
1. Praktik Kerja Lapangana.
Pengertian Praktik Kerja Lapangan “Praktik kerja
lapangan merupakan salah satu bentuk implementasi dari Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) yaitu suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan yang
memadukan secara sistematik pendidikan disekolah dengan dunia kerja.
Menurut
Smith (Jusuf Irianto, 2001: 6), bahwa profil kapabilitas
siswa berkaitan dengan skill yang diperoleh dari PKL. Seiring dengan penguasaan
keterampilan dan keahlian siswa akan menambah peluang bagi pengembangan
karirnya setelah lulus dan terjun kemasyarakat.
Menurut
Manulang (Moekijat, 1981: 2) bahwa keberhasilan PKL
mencakuptiga hal, yaitu 1. Menambah pengetahuan; 2. Menambah keterampilan; 3.
Merubah sikap. Implementasi dari pelaksanaan PSG biasanya berupa: praktik kerja
lapangan,praktik kerja industry, dan magang industry.
Rentang waktu pelaksanaan PKL ini antara 4 sampai
dengan 6 bulan, dan pada beberapa kasus bisa mencapai 1 tahun (Retailer,
2003: 2) .
2. Tahap-Tahap
Pelaksanaan PKL Tahun 2011
Agar
pelaksanaan PKL berjalan dengan baik dan lancer serta tercapai apa yangmenjadi
tujuan program, maka tahapan yang harus dilaksanakan meliputi:
NO
|
KEGIATAN
|
Rencana Kegiata PKL
|
||||||||||
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Aug
|
Sep
|
Okt
|
Nov
|
Des
|
Jan
|
|
|
||
1
|
Persiapan
|
|||||||||||
Menentukan
instansi dan menghubunginya
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Menyiapkan
administrasi atau surat izin
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Memberikan
pembekalan pada siswa
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penempatan
siswa di intansi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pelaksanaan
|
|||||||||||
Perencanaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengorganisasian.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Evaluasi
|
|||||||||||
Penilaian
hasil belajar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penilaian
keahlian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Persiapan/perencanaan.
Perencanaan merupakan tahap awal sebelum
melaksanakan sebuah program, dan perencanaan akan sangat menentukan berhasil
tidak suatu program mencapai tujuan. Beberapa aspek yang berperan dalam
menentukan program PKL yangdiadakan sekolah antara lain:
a. Guru,
merupakan tenaga pendidik dari sekolah yang bertugas menyiapkan siswa memasuki
pekerjaan yang ada di institusi terkait.
b. Instruktur,
merupakan tenaga pembimbing dari institusi terkait
c. Siswa,
sebelum melaksanakan praktik kerja di institusi terkait setiap siswahendaknya
telah mempunyai pengetahuan yang memadai, sehingga disampingmereka memperoleh
pengalaman nyata, juga mampu memberikan konstribusikepada instansi terkait.
d. Peralatan,
perangkat bantu dalam memperoleh hasil secara cepat, tepat danefisien.
Peralatan harus relevan dengan bidang garapan siswa.
e. Bahan,
material yang digunakan untuk membuat produk, terdiri dari bahanpokon dan bahan
penunjang.
f. Bahan ajar,
merupakan susunan materi yang akan diajarkan kepada siswadalam mencapai ingkat
keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.
g. Method,
cara penyampaian materi yang digunakan untuk mencapai tujuanpembelajaran
h. Jadwal,
perangkat pelaksanaan program baik disekolah maupun di instansiterkait mengenai
siapa, apa dan dimana kegiatatan tersebut akan berlangsung.
i. Waktu,
waktu pelaksanaan program hendaknya disesuaikan hendaknyadisesuaikan dengan
pecapaian target kompetensi sesuai dengan standardkeahlian.
j. Perangkat lunak/administrative,
perangkat untuk melaksanakan KBM yangberbeda antara perangkat yang digunakan
disekolah dan perangkat yangdigunakan di instansi, meliputi; jurnal siswa,
administrasi program dankesiswaan, dan perangkat supervise.
k. Pembiayaan,
biaya tetap yang harus ada dalam pelaksanaan PKL.
Adapun
dalam pelaksanaannya persiapan yang harus dilakukan sekolah antara lain;
a.Menentukan
instansi dan menghubunginya.
b.Menyiapkan
administrasi atau surat izin untuk instansi dan kepada orang tuasiswa,
c.Memberikan
pembekalan pada siswa
d.Penempatan
siswa di intansi yang telah dihubungi.
2.Pelaksanaan.
Tahap
ini adalah tahap berlangsungnya pembelajaran di instansi,
agar pelaksanaannya berjalan dengan baik maka diperlukan komunikasi yang
intensif antara sekolah dan instansi agar segala permasalahan yang mungkin
muncul dapat diselesaikan dengan cepat.
Tahap-tahap
dalam pelaksanaan ini meliputi:
a.Perencanaan.
Unsur yang terlibat antara lain guru, kepala sekolah
staf administrasi, instansi terkait dan orang tua. Sedangkan kegiatan
koordinasi perencanaan meliputi; penyusunan kurikulum PKL, penyusunan program
pembelajaran, perencanaan kebutuhan, biaya dan sumber dana, penyiapan system
monitoring, dan evaluasi, penyusunan program ujian kompetensi, dan evaluai.
b.Pengorganisasian.
Kegiatan ini meliputi penyusunan struktur organisasi,pemilihan
proposal, penyusunan uraian tugas, penyusunan mekanisme kerja, serta penyusunan system koordinasi. Unsur
yang terlibat antara lain;pengelola sokolah, komite sekolah dan instansi
terkait.
c.Pelaksanaan.
Kegiatan ini meliputi koordinasi pembelajaran
disekolah dan pembelajaran di instansi. Unsure yang terlibat antara lain; guru,
kepalasekolah, komite sekolah, instansi, dan staf bidang kurikulum.
d.Evaluasi.
Meliputi koordinasi penilaian pembelajaran di
sekolah dan diinstansi. Unsure yang terlibat antara lain; guru, kepala sekolah,
komitesekolah, instansi, dan staf bidang kurikulum.
3.Penilaian/evaluasi.
Penilaian merupakan proses akhir dari suatu kegiatan
yang hasilnya bias dalambentuk angka-angka maupun kalimat-kalimat. Penilaian
bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.
Adapun penilaian
meliputi:
a.Penilaian
hasil belajar.
Meliputi hasil belajar disekolah dan di
instansi.Penilaian hasil belajar disekolah mencakup komponen kemampuan
normative,adaptif dan teori kejuruan. Sedangkan penilaian hasil belajar di
institusi mencakup komponen praktik
keahlian yang dilakukan di instansi terkait.
b.Penilaian keahlian.
Meliputi
1.
1) Penilain uji kompetensi yang merupakan terminal
dari suatu paket pembelajaran untukmencapai
kompetensi tertentu,
2) Penilaian
uji profesi, merupakan penilaian terminal dari suatu kompetensi-kompetensi yang
harus dimiliki oleh suatu jabatan profesi tertentu.
3) Sertifikasi
pendidikan, diberikan kepada seseorang yang telah menyelesaikan paket kegiatan
tertentu sehingga dinilai layak, mampu danberwenang untuk melaksanakan
tugas/kegiatan sesuai dengan kemampuannya.
Evaluasi.
a. Pengertian
Evaluasi.
Jadi pada dasarnya
kegiatan evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang menguji dan menilai pelaksanaan program. Para
ahli evaluasi berbeda pendapat dalam mendefinisikana evaluasi,
Stufflebeam
mendefinisikan evaluasi sebagai berikut: “Evaluation appraises the extent
to which a program realizes certain goal.When evaluation based on an
experimental design, the evaluation criteria areimbedded in the program at its
inception. The value frame work is that of theprogram’s administrators, and
there is no incentive to use alternative criteria.”
Definisi
tesebut menunjukan adanya criteria yang digunakan untuk menentukan
nilai dan adanya hal yang dinilai. Didalam konteks pelaksanaan program,criteria
yang dimaksud adalah criteria keberhasilan pelaksanaan program dan yang dinilai
dapat berupa hasil yang dicapai atau proses itu sendiri.
Selanjutnya, Jusuf
Irianto(2001: 21) menjelaskan bahwa “evaluasi program dimaksudkan
sebagai pemenuhankeberadaan arti atau nilai signifikan sebuah program pelatihan
dalam hbungannyadengan tujuan dan sasaran yang harus dikembangkan”.
Menurut Hamblan (Leslie
Rac,1990: 4) mendefinisikan “evaluasi sebagai suatu usaha
memperoleh umpan balik atauefek dari suatu program pelatihan dan usaha mengukur
nilai pelatihan yang bersangkutan berdasarkan informasi itu”.Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses pengumpulan,
penyajian dan penilaian informasi untuk mengetahui sejauh mana suatu program
telah mencapai tujuan, sehingga pengambilan keputusan dapat ditetapkan
padaprogram selanjutnya.
b.Evaluasi
Program
Program merupakan acuan
kegiatan gabungan dari tujuan-tujuan,kebijaksanaan-kebijaksanaan,
prosedur-prosedur, langkah-langkah yang akan diambil sumber-sumber yang akan
digunakan, dan unsur-unsur lain yang diperlukan untuk melaksanakan arah
tindakan tertentu. Evaluasi program menurut Suharsimi (2007: 23)
adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar
dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat.
Evaluasi program sangat
bermanfaat terutama bagipengambil keputusan karena dengan masukan hasil
evaluasi program, para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari
program yang telah atau sedang dilaksanakan. Evaluasi membantu dalam memahami
program, juga untuk mengetahui program apa yang belum terlaksana dengan baik
maupun program yang belum berjalan, serta apa penyebabnya yang selanjutnya akan
diambil keputusan apakah program tersebut perlu dilajutkan dengan beberapa
perbaikan atau bahkan diberhentikan. Evaluasi dapat dilaksanakan pada saat
program sedang berjalan maupun sesudah proram tersebut dilakasanakan.
c.Model Evaluasi.
1.Model evaluasi formatif dan
sumatif
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Michel Sciven
dan sudah dikenal oleh umum dari segi
fungsinya. Evaluasi formatif digunakan untuk memperoleh informasi guna membentu
memperbaiki proyek, kurikuum dan pelatihan. Focus evaluasi ini berkisar pada
kebutuhan yang dirumuskan oleh karyawan atau orang-orang. Adapun evaluasi
sumatif dibuat untuk menilai apakah suatu program akan diteruskan atau
diberhentikan. Oleh karena itu evaluasi sumatif dilakukan pada
akhir program untuk memberikan informasi yang potensial tentang manfaat
dan penggunaan program.
2.Model
kesenjangan.
Model ini dikembangkan oleh Malcolm Provus penilain
kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standard
yang telah ditentukan dalam program dengan penampilan actual dari program.
Model ini menekankan pada kesenjangan yang sebetulnya merupakan persayaratan
umum bagi semua kegiatan evaluasi, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang
seharusnyadengan apa yang sudah dicapai.
3.Model
CIPP (context, input, process, product )
a.
Evaluasi kontek.
Model
ini merupaka upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang
tidak terpenuhi, populasi, dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Ada 4
pertanyaan yang bisa diajukan dalam model evaluasi ini:
1.Kebutuhan
apa yang belum terpenuhi oleh program,
2.
Tujuan pengembangan apayang belum dapat tercapai oleh program,
3.
Tujuan pengembangan apa yang dapatmembentu tercapainya program,
4.
Tujuan-tjuan manakan yang paling mudahdicapai oleh program.
b.Evaluasi
input
Model
ini meliputi sumber dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
baik umum maupun khusus suatu program. Pertanyaan yang diajukan dalam
model ini antara lain:
1.
Apakah strategi yang digunakan sudah sesuai dengan pencapaian tujuan,
2.
Apakah strategi yang diambil ini merupakan strategi resmi,
3. Strategi manakan yang sudah ada sebelumnya dan
sudah cocok untuk mencapai tujuan yanglalu,
4. Apa yang dikatakan sebagai cirri khusus dari
kegiatan yang dilaksanakandidalam program dan apa pula akibat yang ditimbulkan.
c.Evaluasi
proses.
Model
evaluasi ini diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam
program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Pertayan yang bisa diajukan
dalam model ini antara lai:
1.
Apakan pelaksanaan program sudah
berjalansesuai dengan jadwal yang direncanakan,
2. Apakah
staf yang terlibat dalampelaksanaan program sudah siap melaksanakan kegiatan
tersebut,
3. Apakah
saranadan prasarana yang ada sudah dimanfaatkan dengan maksimal,
4. Hambatan
apasaja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan bagaimana mengatasinya.
d.Evaluasi
produk.
Model
evaluasi ini dilakukan untuk melihat atau mengukur keberhasilan dalam pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Data yang dihasilkan akan sangat berguna apakah
program akan dilanjutkan, disempurnakan, atau dihentikan. Penilain program
memerlukan perbandingan antara hasil program dan tujuan yang ditetapkan.
Dalam evaluasi model ini pertanyaan
yang bisa diajukan antara lain:
1.
Tujuan manakah yang sudah dicapai,
2. Apakah
yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan pencapaian
tujuan,
3. Kebutuhan pesertamanakah yang telah terpenuhi
sebagai akibat dari pelaksanaan program,
4.
Hasiljangka panjang apakah yang namapak sebagai akibat dari pelaksanaan
program.
D.
Methodology Evaluasi.
1.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini mengambil setting lokasi di SMK Kemala Bhayangkari Delog
Dipilihnya Sekolah Menengah Kejuruan ini dengan pertimbangan bahwa SMK K Bhayangkari D
ini merupaka sekolah tempat mahasiswa
mengajar.
2.Jenis
dan Pendekatan Penelitian
Adapun jenis evaluasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model CIPP, sesuai dengan namanya model ini menyoroti
empat aspek sekaligus yaitu:konteks, input, proses, dan produk
yang melibatkan keempatnya secara bertahap. Keempat evaluasi ini merupakan satu
kesatuan yang utuh, namun dalam pelaksanaannya dapat saja seorang peneliti
hanya melakukan satu jenis evaluasi dan tidak menggunakan jenis evaluaasi
tersebut.
Evaluasi
yang menggunakan model ini harus mempeertimbangkan dua hal:
1. Bahwa
kekuatan model ini terdapat padarangkaian keempatnya, sehingga pelaksanaan
keempat elemen tersebut dalam satudimensi yang utuh sangat diharapkan,
2. Jika dilaksanakan secara terpisah,sebaiknya
menggabungkan dua atau lebih jenis yang ada.
Sedangkan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif deskriptif dan kualitatif, data penelitian diperoleh melalui
angket yang diberikan kepada siswa dan guru pembimbing yang telah melaksanakan
PKL, disamping menggunakan angket, untuk melengkapi data penelitian juga
dilakukan observasi dokumentasi dan
wawancara yang mendalam. Objek sasaran yang dicermati dalampenelitian ini
mengarah pada evaluasi kontek, input, proses, dan produk (CIPP).
3.Sumber data dan
Sample
Yang
dimaksud dengan sumber data di sini adalah subjek dari mana data diperoleh. Suharsimi
Ariktmto (2002 : 107) mengklasifikasi sumber data menjaditiga jenis ;
a.
person,yaitu sumber data berupa orang,
b.
place,yaitu sumber data berupa ternpat, dan
c. paper,yaitu sumber data berupa simbol.
Berdasarkanklasifikasi tersebut, maka sumber data yang digunakan dalam penelitian
iniadalah jenis person dan paper serta place.
Penentuan subjek
penelitian berupa person dilakukan dengan teknik purposif.Dengan teknik ini,
ditetapkan kriteria-kriteria sesuai dengan tujuan penelitian.Subjek berupa paper digunakan
sebagai sumber data-data sekunder sesuai dengantujuan penelitian. Sedangkan
sumber data berupa place dibutuhkan untuk memperkaya data penelitian
melalui observasi. Dalam penelitian ini sumber data dimaksud meliputi pengelola
sekolah, guru,tenaga kependidikan, dan siswa
Teknik
Pengumpulan Data
1.Wawancara Mendalam (indepth
interview)
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan
wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi mengenai seluruh aspek yang
diteliti dan relevan dengan masalah penelitian. Wawancara mendalam ( indepth
interview) dilakukan dengan menggunakan instrument berupa pedoman
wawancara (interview guide) . Pedoman tersebut tidak sepenuhnya mengikat
proses wawancara secara kaku, akan tetapi wawancara dapat berkembang sesuai
dengan situasi masyarakat dan khususnya informan. Meski demikian, peneliti
berupaya secara jeli agar wawancara dapat menjawab tujuan penelitian.
Instrument yang digunakan adalah pedoman wawancara
2.
Dokumentasi
Metode ini merupakan metode pengumpulan data dengan
memanfaatkan data sekunder serta data tertulis lainnya dari obyek yang
diteliti. Metode dilakukan untuk memperoleh data dengan jalan pengkajian atas
berbagai dokumen resmi baik yang bersifat internal maupun eksternal. Bersifat
internal dalam artian pengkajian langsung atas dokumen, misanyal arsip aktif
maupun pasif, sedangkan bersifat eksternal dalam artian pengkajian terhadap
sumber-sumber pendukung atas pengkajian dokumen seperti arsip berita.
3.
Observasi
Observasi
dilakukan untuk memperoleh informasi dengan jalan meninjau obyek penelitian
untuk melihat realitas yang terjadi di lapangan. Instrumen yang digunakan untuk
pengamatan berupa lembar pengamatan (observation cheklist).
4.Angket
atau kuestioner
Angket
atau kuestioner merupakan alat pengumpul data yang berupa serangkaianPengumpulan
data dilakukan dengan mengirimkan daftar pertanyaan kepada responden.
Instrumen yang digunakan berupa angketdengan jawaban tertutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar