Senin, 02 April 2012

PROGRAM PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN KELAS


PROPOSAL RANCANGAN EVALUASI
PROGRAM PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN KELAS
1.           Tempat :
SMK KEMALA BHAYANGKARI DELOG
Jl. Ampera Raya Komp. POLRI Jl. C no. 1 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan
Tlp: 021 – 788 44 934

2.           Visi
SMK K Bhayangkari Delog menjadi sekolah yang unggul dalam prestasi, dan bertanggung jawab, pelopor dalam IPTEK dan IMTAQ.


3.           Misi
1.           Menciptakan lingkungan sekolah yg aman, educated, ramah, sejuk, damai dan menyenangkan
2.           Mengimplementasikan PAIKEM (pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
3.           Melengkapi sarana prasarana yang memadai untuk pembelajaran inquiry dan contectual
4.           Menciptakan budaya disiplin, hidup bersih toleransi antar warga sekolah
5.           Pembiasaan perilaku sosial, tanggung jawab, jujur dan kasih sayang antar sesama warga sekolah
6.           Memanfaatkan Teknologi Informasi dalam sistem pembelajaran
7.           Menerapkan sistem pembelajaran berbasis keunggulan;keunggulan
8.           Menanamkan pola hidup dalam persaingan globa

1.           Pendahuluan
Perpustakaan merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi. Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya (Lasa Hs:1998). Selain itu menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.
Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan
tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada
beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya koleksi, sarana prasarana, pustakawan dan pengunjung serta adanya suatu unit kerja. Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat perkembangan perpustakaan, berdasarkan jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dikembangkan adalah pemanfaatan perpustakaan sekolah atau sudut baca di dalam kelas. Sekolah sebagai suatu lembaga formal memiliki peran yang strategis untuk menumbuhkan kebiasaan membaca tersebut.
Salah satu upaya yang dapat dikembangkan adalah pemanfaatan perpustakaan sekolah atau sudut baca di dalam kelas. Beberapa sekolah telah melakukan pengaturan agar siswa dapat menggunakan perpustakaan sebagai sumber belajar kelas. Beberapa sekolah telah melakukan pengaturan agar siswa dapat menggunakan perpustakaan sebagai sumber belajar dan tempat membaca.Membaca merupakan jantung pengetahuan, oleh karena itu kebiasaan membaca hendaknya ditumbuhkan sejak dini. Kegemaran akan membaca membawa pengaruh yang luar biasa pada perkembangan pengetahuan siswa dalam mengikuti pembelajarandi sekolah.
1.           Fokus Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan Program pemberdayaan perpustakaan kelas/ sudut baca di SMK K Bhayangkari Delog Jakarta Selatan dengan menggunakan model CIPP (Context, input, process, product)

2.           Alasan dilaksanakannya Evaluasi
Program pemberdayaan perpustakaan kelas/sudut baca adalah program yang dilaksanakan sekolah untuk peningkatan minat baca anak, sehingga perlu dilihat efektifitasnya sejauhmana keberhasilan program pemberdayaan perpustakaan kelas untuk siswa. Dan pengamatan dan penjajakan yang dilakukan sendiri oleh evaluator selama program berlangsung, terlihat ada beberapa indikasi permasalahan seperti masih kurangnya buku bacaan yang harus disediakan. Maka perlu dievaluasi.

3.           Tujuan Kegiatan
1.           Tujuan umum:
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan keterlaksanaan program pemberdayaan perpustakaan kelas untuk siswa.
2.           Tujuan Khusus:
Mengetahui tingkat minat baca siswa dalam pemanfaatan buku yang telah disediakan disudut kelas. Mengetahui sejauh mana keberhasilan program, metoda yang dipakai dalam menjalankan.


4.           Pertanyaan Evaluasi
1.           Apakah perilaku/aktivitas siswa-siswi berubah akibat dan program yang dijalankan?
2.           Apakah semua siswa puas dengan apa yang mereka dapatkan dari program tersebut?
3.           Seberapa baik program merespon kebutuhan?
4.           Seberapa efisien sumber daya yang digunakan dalam mencapai tujuan dan program?
5.           Apakah program yang dijalankan sudah tepat?
6.           Siapa sebenarnya yang menjalankan program dan metoda apa yang digunakannya. siswa, masyarakat dan lingkungan (baik sekolah atau luar sekolah)?

5.           Metodologi yang digunakan
1.           Jenis Program
Program pemberdayaan perpustakaan untuk siswa ini dapat digolongkan kedalam program pemprosesan, dimana program ini kegiatan pokoknya adalah mengubah bahan mentah (input) menjadi bahan jadi sebagai hasil dan proses atau keluaran (output). Melalui program ini siswa yang belum memanfaatkan/membaca buku khususnya buku pelajaran dan laiannya,, setelah mengikuti program menjadi dapat menguasai dengan lancer dengan program tersebut. Program dikatakan sukses apabila siswa telah bisa menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan buku sesuai dengan tujuan program.
2.           Model Evaluasi yang Digunakan
Model yang digunakan dalam evaluasi ini adalah model CIPP (context, input,process, product).
1.           Context, meliputi :
1.           penggambaran latar belakang program yang dievaluasi,
2.           memberikan perkiraan kebutuhan dan tujuan program,

3.           menentukan sasaran program, dan
4.           menentukan sejauhmana tawaran ini cukup responsif terhadap kebutuhan yang sudah diidentifikasi (Sarah McCann).
Penilaian konteks dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah tujuan yang ingin dicapai, yang telah dirumuskan dalam program benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat?”
2.           Input, meliputi :
1.           kegiatan pendeskripsian masukan dan sumberdaya program,
2.           membandingkan program yang akan dilakukan dengan program lain,
3.           perkiraan untung/rugi, dan
4.           melihat alternatif prosedur dan strategi apa yang perlu disarankan dan dipertimbangkan (Guba & Stufflebeam, 1970).
Singkatnya, in put merupakan model yang digunakan untuk menentukan bagaimana cara agar penggunaan sumberdaya yang ada bisa mencapai tujuan serta secara esensiaf memberikan informasi tentang apakah perlu mencari bantuan dan pihak lain atau tidak. Aspek input juga membantu menentukan prosedur dan desain untuk mengimplementasikan program.
1.           Process
Melihat pada kegagalan-kegagalan selama implementasi, bertindak untuk
1.           memperbaiki kualitas proses dan program yang berjalan,
2.           serta memberikan informasi sebagai alat untuk menilai apakah sebuah proyek relatif sukses/gagal.

1.           Product,
meliputi penentuan dan penilaian dampak umum dan khusus suatu program,
1.           mengukur dampak yang terantisipasi,
2.           mengidentifikasi dampak yang tak terantisipasi,
3.           memperkirakan kebaikan program, serta
4.           mengukur efektivitas program.
Singkatnya, evaluasi produk didesain untuk mengukur dan menginterpretasikan pencapaian.
1.           Responden atau Sumber Data
1.           Person
Sumber data yang digunakan dalam kegiatan evaluasi program pemberdayaan perpustakaan kelas/sudut baca ini adalah peserta/siswa sebagai orang yang merasakan langsung hasil dari program.
2.           Place
SMK K Bhayangkari Delog Sebagai objek diam : Tempat Pemberdayaan Program perustakaan kelas di Lembaga Pendidikan Quantum Pustaka Sebagai objek bergerak: Kegiatan praktek menggunakan bahan pustaka.
3.           Paper
Dokumentasi selama kegiatan berlangsung. Diktat, foto, dan lain-lain.
2.           Metode Pengumpulan Data
1.           Untuk sumber data person .(orang) digunakan teknik wawancara dan angket.
2.           Untuk sumber data place (tempat), digunakan teknik observasi atau pengamatan olehevaluator.
3.           Untuk sumber data paper dengan melihat atau mengumpulkan dokumentasi.

3.           Instrumen atau Alat Pengumpul Data
1.           Untuk sumber data person (orang) digunakan pedoman wawancara dan angket.
2.           Untuk sumber data place (tempat), digunakan lembar observasi.
3.           Untuk sumber data paper digunakan dokumen-dokumen yang ada.

5.           Prosedur Kerja dan Langkah langkah Kegiatan
Agar dalam melaksanakan evaluasi program nantinya lebih terarah dan sistematis maka dibuat langkah kerja atau plan of operation seperti tabel di bawah ini


1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Persiapan petugas evaluator












2
Penyiapan Instrumen












3
Analisis pengolahan data












4
Penyusunan dan penyerahan laporan













Model evaluasi CIPP
adalah model evaluasi yang tujuannya untuk mengambil keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan suatu program. Model evaluasi CIPP terdiri atas empat jenis evaluasi, yaitu:
1.           Context Evaluation (Evaluasi Konteks) Digunakan untuk menganalisis problem yang dihadapi dan kebutuhan dalam altar pendidikan tertentu agar ketimpangan yang terjadi dapat dihilangkan.
2.           Input Evaluation (Evaluasi Masukan) Digunakan untuk menilai strategi dan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai obyektif program guna membantu mengambil keputusan dalam memilih strategi dan sumber terbaik dalam keterbatasan.

3.           Process Evaluation (Evaluasi Proses)
1.           Digunakan untuk memonitor dan mengontrol proses pelaksanaan program.
2.           Melakukan koreksi dan penyesuaian jika terjadi penyimpangan.
3.           Process Evaluation sama seperti Formative valuation.
4.           Product Evaluation (Evaluasi Produk)
1.           Digunakan untuk mengukur kuantitas dan kualitas hasil pelaksanaan
2.           program yang hasilnya dibandingkan dengan obyektif dan program.
3.           Hasil dan evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan apakah program diteruskan, dihentikan atau diubah.
4.           Product Evaluation juga digunakan untuk merencanakan program berikutnya. Product Evaluation sama seperti Summative Evaluation
Seperti layaknya suatu pendekatan dalam ilmu social, CIPP memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
1.           Keunggulan model CIPP:
1.           CIPP memiliki pendekatan yang holistik dalam evaluasi, bertujuanv memberikan gambaran yang sangat detail dan luas terhadap suatu proyek, mulai dan konteksnya hingga saat proses implementasi.

2.           CIPP memiliki potensi untuk bergerak di wilayah evaluasiformative danv summative. Sehingga sama baiknya dalam membantu melakukan perbaikan selama program berjalan, maupun memberikan informasi final.



2.           Kelemahan model CIPP:
1.           Terlalu mementingkan bagaimana proses seharusnya daripada kenyataan di lapangan
2.           Kesannya terlalu top down dengan sifat manajerial dalam pendekatannya.
3.           Cenderung fokus pada rational management ketimbang mengakui kompleksitas realitas empiris.





1.           HASIL EVALUASI

4.           SITUASI SEBELUM INISIATIF
Kondisi perpustakaan yang di sekolah umumnya sangat memprihatinkan, tidak hanya pada keadaan fisik ruang perpustakaan semata tetapi juga pada koleksi buku yang tersedia, pengelolaan, dan pemanfaatannya. Umumnya ruang perpustakaan ditempatkan di ruang yang sempit, kotor dan tidak ada perawatan yang memadai atau bahkan sekolah tidak mempunyai perpustakaan sama sekali. Sebelum adanya inisiatif sekolah tidak memiliki ruang perpustakaan sama sekali.Buku pelajaran hanya disimpan dalam lemari di kelas. Pemanfaatan buku sangat jarang dilakukan oleh guru. Biasanya buku yang tersedia hanya buku paket yang digunakan hanya pada matapelajaran tertentu saja. Kalau pun ada variasi lain dari jenis buku yang tersedia, maka hal tersebut sangat sedikit baik dari sisi jumlah maupun jenisnya. Pengelolaan Kelas Untuk Menunjang PAKEM

5.           INISIATIF DAN STRATEGI PELAKSANAAN

1.           Maksud dan Tujuan
Dengan melihat kondisi faktual yang ada di sekolah, beberapa kepala sekolah berinisiatif untuk melakukan perubahan. Berbagai strategi dipikirkan agar maksud tersebut dapat dilaksanakan dengan tujuan:
1.           Pengadaan ruang perpustakaan atau sudut baca di dalam kelas
2.           Penambahan koleksi buku melalui pembelian oleh sekolah maupun mengadakan sumbangan dari komite, pihak swasta maupun orang tua siswa
3.           Pemanfaatan semaksimal mungkin buku bacaan oleh siswa dan guru
4.           Peningkatan pengelolaan yang tertib atau pengorganisasian perpustakaan
1.           Pola Pikir dan Pelaksanaan
Berdasarkan maksud dan tujuan di atas, maka sekolah memikirkan serangkaian langkah strategis yang dapat digunakan. Adapun langkah-langkah yang diambil antara lain adalah:
1.           Kepala Sekolah melakukan sosialisasi ide dalam pertemuan antara warga sekolah dengan wali murid.
2.           Kepala sekolah meminta guru untuk mempersiapkan tempat yang dapat digunakansebagai sudut baca dalam kelas berupa meja yang diletakkan di sudut kelas dan menata buku yang berada dalam lemari di sudut baca tersebut. Hal ini dilakukan agar buku bacaan semakin didekatkan pada siswa sehingga mereka dapat dengan mudah memanfaatkannya.
3.           Kepala Sekolah mengambil kebijakan membeli buku untuk menambah koleksiØ yang sudah ada dan menghimbau kepada wali murid pada saat sosialisasi untuk turut serta menyumbangkan buku ke sekolah.
4.           Buku-buku bacaan yang didekatkan ke siswa dalam bentuk sudut baca di kelas
5.           Kepala Sekolah bersama guru dan wali murid bersepakat meluncurkan suatuprogram pembiasaan membaca bagi siswa yaitu membaca senyap yang dilakukan setiap hari, 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
6.           Kepala Sekolah bersama komite dan orang tua siswa menyepakati bagaimanameningkatkan perpustakaan sekolah dan sudut baca di kelas.
1.           PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN DAN SUDUT BACA DI SEKOLAH
Murid memanfaatkan perpustakaan dalam waktu istirahat.

2.           HASIL YANG DICAPAI
Melalui berbagai inovasi yang dilakukan kepala sekolah bersama stakeholder
dalam pemberdayaan perpustakaan/sudut baca maka hasil yang dicapai sebagai berikut:
1.           Minat baca siswa meningkat, hal ini ditunjukkan dengan banyaknyaØ permintaansiswa pada sekolah untuk menambah koleksi buku bacaan.
2.           Semakin banyaknya sumber belajar yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran
3.           Adanya rasa sungkan dari siswa kalau waktu istirahat hanya dipakai untuk bermain, sedangkan teman lainnya mengambil buku dan serius membaca
4.           Banyak ide dan kreatifitas siswa yang diperoleh dari buku yang mereka baca

1.           PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL
Keberhasilan yang telah dicapai dalam pemberdayaan perpustakaan/sudut baca di beberapa sekolah dapat memberikan inspirasi bahwa:
1.           Walau dengan menggunakan biaya yang minim dapat memberikan hasil yang optimal
2.           Inisiatif kepala sekolah untuk memanfaatkan ruang kelas dan koridor sebagai ruang baca
3.           Pemberdayaan guru untuk mengelola dan memanfaatkan perpustakaan/sudutbaca

1.           KEMUNGKINAN KEBERLANJUTAN
Dengan memperhatikan hasil yang positif dari program pemberdayaan
perpustakaan/sudut baca, maka kemungkinan keberlanjutan program ini sangat besar.Penyusunan program yang diinisiasi oleh kepala sekolah dengan melibatkan guru dan stakeholder, memungkinkan program pemberdayaan ini dimodifikasi ke arah yang lebih baik.

2.           KEMUNGKINAN PENYEBARLUASAN
Berdasarkan kemudahan langkah-langkah yang diambil dan banyaknya manfaat yang didapatkan untuk meningkatkan kualitas siswa melalui kebiasaan membaca, maka kemungkinan penyebarluasan pemberdayaan perpustakaan/sudut baca ini untuk dilakukan di kabupaten/kota lainnya sangat besar.

(Sumber : Modul Kursus tertulis Bina Pustaka Jakarta 2009/2010).
4.           http://bukitberbungagerem.blogspot.com/2010/12/proposal-rancangan-evaluasi-program.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar