PROPOSAL RANCANGAN EVALUASI
PROGRAM PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN KELAS
PROGRAM PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN KELAS
1.
Tempat :
SMK KEMALA BHAYANGKARI DELOG
Jl. Ampera Raya Komp. POLRI Jl. C no. 1 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan
Tlp: 021 – 788 44 934
SMK KEMALA BHAYANGKARI DELOG
Jl. Ampera Raya Komp. POLRI Jl. C no. 1 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan
Tlp: 021 – 788 44 934
2.
Visi
SMK K Bhayangkari Delog menjadi
sekolah yang unggul dalam prestasi, dan bertanggung jawab, pelopor dalam IPTEK
dan IMTAQ.
3.
Misi
1.
Menciptakan lingkungan sekolah yg aman,
educated, ramah, sejuk, damai dan menyenangkan
2.
Mengimplementasikan PAIKEM (pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan
3.
Melengkapi sarana prasarana yang memadai
untuk pembelajaran inquiry dan contectual
4.
Menciptakan budaya disiplin, hidup bersih toleransi
antar warga sekolah
5.
Pembiasaan perilaku sosial, tanggung jawab,
jujur dan kasih sayang antar sesama warga sekolah
6.
Memanfaatkan Teknologi Informasi dalam
sistem pembelajaran
7.
Menerapkan sistem pembelajaran berbasis
keunggulan;keunggulan
8.
Menanamkan pola hidup dalam persaingan globa
1.
Pendahuluan
Perpustakaan
merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan,
pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi.
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan
sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi,
pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa
lainnya (Lasa Hs:1998). Selain itu menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3)
perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu
sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya menurut tata
susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.
Sebagian besar masyarakat
beranggapan bahwa perpustakaan merupakan
tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti
ciri dan fungsi perpustakaan. Ada
beberapa ciri yang perlu diketahui oleh
masyarakat diantaranya adalah tersedianya koleksi, sarana prasarana, pustakawan
dan pengunjung serta adanya suatu unit kerja. Oleh karena itu, faktor-faktor
tersebut dapat mempengaruhi tingkat perkembangan perpustakaan, berdasarkan
jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan tersebut. Salah satu upaya yang
dapat dikembangkan adalah pemanfaatan perpustakaan sekolah atau sudut baca di
dalam kelas. Sekolah sebagai suatu lembaga formal memiliki peran yang strategis
untuk menumbuhkan kebiasaan membaca tersebut.
Salah
satu upaya yang dapat dikembangkan adalah pemanfaatan perpustakaan sekolah atau
sudut baca di dalam kelas. Beberapa sekolah telah melakukan pengaturan agar
siswa dapat menggunakan perpustakaan sebagai sumber belajar kelas. Beberapa
sekolah telah melakukan pengaturan agar siswa dapat menggunakan perpustakaan
sebagai sumber belajar dan tempat membaca.Membaca merupakan jantung
pengetahuan, oleh karena itu kebiasaan membaca hendaknya ditumbuhkan sejak
dini. Kegemaran akan membaca membawa pengaruh yang luar biasa pada perkembangan
pengetahuan siswa dalam mengikuti pembelajarandi sekolah.
1.
Fokus
Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan Program
pemberdayaan perpustakaan kelas/ sudut baca di SMK K Bhayangkari Delog Jakarta
Selatan dengan menggunakan model CIPP (Context, input, process, product)
2.
Alasan
dilaksanakannya Evaluasi
Program pemberdayaan perpustakaan
kelas/sudut baca adalah program yang dilaksanakan sekolah untuk peningkatan
minat baca anak, sehingga perlu dilihat efektifitasnya sejauhmana keberhasilan
program pemberdayaan perpustakaan kelas untuk siswa. Dan pengamatan dan
penjajakan yang dilakukan sendiri oleh evaluator selama program berlangsung,
terlihat ada beberapa indikasi permasalahan seperti masih kurangnya buku bacaan
yang harus disediakan. Maka perlu dievaluasi.
3.
Tujuan
Kegiatan
1.
Tujuan umum:
Tujuan kegiatan ini adalah untuk
mengumpulkan informasi yang terkait dengan keterlaksanaan program pemberdayaan
perpustakaan kelas untuk siswa.
2.
Tujuan Khusus:
Mengetahui tingkat minat baca siswa
dalam pemanfaatan buku yang telah disediakan disudut kelas. Mengetahui sejauh
mana keberhasilan program, metoda yang dipakai dalam menjalankan.
4.
Pertanyaan
Evaluasi
1.
Apakah perilaku/aktivitas siswa-siswi
berubah akibat dan program yang dijalankan?
2.
Apakah semua siswa puas dengan apa yang
mereka dapatkan dari program tersebut?
3.
Seberapa baik program merespon
kebutuhan?
4.
Seberapa efisien sumber daya yang
digunakan dalam mencapai tujuan dan program?
5.
Apakah program yang dijalankan sudah
tepat?
6.
Siapa sebenarnya yang menjalankan
program dan metoda apa yang digunakannya. siswa, masyarakat dan lingkungan
(baik sekolah atau luar sekolah)?
5.
Metodologi
yang digunakan
1.
Jenis Program
Program pemberdayaan perpustakaan untuk
siswa ini dapat digolongkan kedalam program pemprosesan, dimana program ini
kegiatan pokoknya adalah mengubah bahan mentah (input) menjadi bahan jadi
sebagai hasil dan proses atau keluaran (output). Melalui program ini siswa yang
belum memanfaatkan/membaca buku khususnya buku pelajaran dan laiannya,, setelah
mengikuti program menjadi dapat menguasai dengan lancer dengan program
tersebut. Program dikatakan sukses apabila siswa telah bisa menguasai ilmu
pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan buku sesuai dengan tujuan program.
2.
Model Evaluasi yang Digunakan
Model yang digunakan dalam evaluasi ini
adalah model CIPP (context, input,process, product).
1.
Context, meliputi :
1.
penggambaran latar belakang program yang
dievaluasi,
2.
memberikan perkiraan kebutuhan dan tujuan
program,
3.
menentukan sasaran program, dan
4.
menentukan sejauhmana tawaran ini cukup
responsif terhadap kebutuhan yang sudah diidentifikasi (Sarah McCann).
Penilaian konteks dilakukan untuk
menjawab pertanyaan “Apakah tujuan yang ingin dicapai, yang telah dirumuskan
dalam program benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat?”
2.
Input, meliputi :
1.
kegiatan pendeskripsian masukan dan
sumberdaya program,
2.
membandingkan program yang akan dilakukan
dengan program lain,
3.
perkiraan untung/rugi, dan
4.
melihat alternatif prosedur dan strategi apa
yang perlu disarankan dan dipertimbangkan (Guba & Stufflebeam, 1970).
Singkatnya, in put merupakan model yang
digunakan untuk menentukan bagaimana cara agar penggunaan sumberdaya yang ada
bisa mencapai tujuan serta secara esensiaf memberikan informasi tentang apakah
perlu mencari bantuan dan pihak lain atau tidak. Aspek input juga membantu
menentukan prosedur dan desain untuk mengimplementasikan program.
1.
Process
Melihat pada kegagalan-kegagalan selama
implementasi, bertindak untuk
1.
memperbaiki kualitas proses dan program yang
berjalan,
2.
serta memberikan informasi sebagai alat
untuk menilai apakah sebuah proyek relatif sukses/gagal.
1.
Product,
meliputi penentuan dan penilaian dampak
umum dan khusus suatu program,
1.
mengukur dampak yang terantisipasi,
2.
mengidentifikasi dampak yang tak
terantisipasi,
3.
memperkirakan kebaikan program, serta
4.
mengukur efektivitas program.
Singkatnya, evaluasi
produk didesain untuk mengukur dan menginterpretasikan pencapaian.
1.
Responden atau Sumber Data
1.
Person
Sumber data yang digunakan dalam kegiatan evaluasi program pemberdayaan perpustakaan kelas/sudut baca ini adalah peserta/siswa sebagai orang yang merasakan langsung hasil dari program.
Sumber data yang digunakan dalam kegiatan evaluasi program pemberdayaan perpustakaan kelas/sudut baca ini adalah peserta/siswa sebagai orang yang merasakan langsung hasil dari program.
2.
Place
SMK K Bhayangkari Delog Sebagai objek
diam : Tempat Pemberdayaan Program perustakaan kelas di Lembaga Pendidikan
Quantum Pustaka Sebagai objek bergerak: Kegiatan praktek menggunakan bahan
pustaka.
3.
Paper
Dokumentasi selama kegiatan berlangsung. Diktat, foto, dan lain-lain.
Dokumentasi selama kegiatan berlangsung. Diktat, foto, dan lain-lain.
2.
Metode Pengumpulan Data
1.
Untuk sumber data person .(orang) digunakan
teknik wawancara dan angket.
2.
Untuk sumber data place (tempat), digunakan
teknik observasi atau pengamatan olehevaluator.
3.
Untuk sumber data paper dengan melihat atau
mengumpulkan dokumentasi.
3.
Instrumen atau Alat Pengumpul Data
1.
Untuk sumber data person (orang) digunakan
pedoman wawancara dan angket.
2.
Untuk sumber data place (tempat), digunakan
lembar observasi.
3.
Untuk sumber data paper digunakan
dokumen-dokumen yang ada.
5.
Prosedur
Kerja dan Langkah langkah Kegiatan
Agar dalam melaksanakan evaluasi
program nantinya lebih terarah dan sistematis maka dibuat langkah kerja atau
plan of operation seperti tabel di bawah ini
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Persiapan petugas evaluator
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyiapan Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Analisis pengolahan data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Penyusunan dan penyerahan laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Model evaluasi CIPP
adalah model evaluasi yang tujuannya
untuk mengambil keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan
suatu program. Model evaluasi CIPP terdiri atas empat jenis evaluasi, yaitu:
1.
Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Digunakan untuk menganalisis problem yang dihadapi dan kebutuhan dalam altar
pendidikan tertentu agar ketimpangan yang terjadi dapat dihilangkan.
2.
Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Digunakan untuk menilai strategi dan sumber-sumber yang diperlukan untuk
mencapai obyektif program guna membantu mengambil keputusan dalam memilih
strategi dan sumber terbaik dalam keterbatasan.
3.
Process Evaluation (Evaluasi Proses)
1.
Digunakan untuk memonitor dan mengontrol
proses pelaksanaan program.
2.
Melakukan koreksi dan penyesuaian jika
terjadi penyimpangan.
3.
Process Evaluation sama seperti Formative
valuation.
4.
Product Evaluation (Evaluasi Produk)
1.
Digunakan untuk mengukur kuantitas dan
kualitas hasil pelaksanaan
2.
program yang hasilnya dibandingkan dengan
obyektif dan program.
3.
Hasil dan evaluasi digunakan untuk mengambil
keputusan apakah program diteruskan, dihentikan atau diubah.
4.
Product Evaluation juga digunakan untuk
merencanakan program berikutnya. Product Evaluation sama seperti Summative
Evaluation
Seperti layaknya suatu pendekatan dalam ilmu social,
CIPP memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
1.
Keunggulan model CIPP:
1.
CIPP memiliki pendekatan yang holistik dalam
evaluasi, bertujuanv
memberikan gambaran yang sangat detail dan luas terhadap suatu proyek, mulai
dan konteksnya hingga saat proses implementasi.
2.
CIPP memiliki potensi untuk bergerak di
wilayah evaluasiformative danv
summative. Sehingga sama baiknya dalam membantu melakukan perbaikan selama
program berjalan, maupun memberikan informasi final.
2.
Kelemahan model CIPP:
1.
Terlalu mementingkan bagaimana proses
seharusnya daripada kenyataan di lapangan
2.
Kesannya terlalu top down dengan sifat
manajerial dalam pendekatannya.
3.
Cenderung fokus pada rational management
ketimbang mengakui kompleksitas realitas empiris.
1.
HASIL EVALUASI
4.
SITUASI SEBELUM INISIATIF
Kondisi perpustakaan yang di sekolah umumnya sangat memprihatinkan, tidak hanya pada keadaan fisik ruang perpustakaan semata tetapi juga pada koleksi buku yang tersedia, pengelolaan, dan pemanfaatannya. Umumnya ruang perpustakaan ditempatkan di ruang yang sempit, kotor dan tidak ada perawatan yang memadai atau bahkan sekolah tidak mempunyai perpustakaan sama sekali. Sebelum adanya inisiatif sekolah tidak memiliki ruang perpustakaan sama sekali.Buku pelajaran hanya disimpan dalam lemari di kelas. Pemanfaatan buku sangat jarang dilakukan oleh guru. Biasanya buku yang tersedia hanya buku paket yang digunakan hanya pada matapelajaran tertentu saja. Kalau pun ada variasi lain dari jenis buku yang tersedia, maka hal tersebut sangat sedikit baik dari sisi jumlah maupun jenisnya. Pengelolaan Kelas Untuk Menunjang PAKEM
Kondisi perpustakaan yang di sekolah umumnya sangat memprihatinkan, tidak hanya pada keadaan fisik ruang perpustakaan semata tetapi juga pada koleksi buku yang tersedia, pengelolaan, dan pemanfaatannya. Umumnya ruang perpustakaan ditempatkan di ruang yang sempit, kotor dan tidak ada perawatan yang memadai atau bahkan sekolah tidak mempunyai perpustakaan sama sekali. Sebelum adanya inisiatif sekolah tidak memiliki ruang perpustakaan sama sekali.Buku pelajaran hanya disimpan dalam lemari di kelas. Pemanfaatan buku sangat jarang dilakukan oleh guru. Biasanya buku yang tersedia hanya buku paket yang digunakan hanya pada matapelajaran tertentu saja. Kalau pun ada variasi lain dari jenis buku yang tersedia, maka hal tersebut sangat sedikit baik dari sisi jumlah maupun jenisnya. Pengelolaan Kelas Untuk Menunjang PAKEM
5.
INISIATIF DAN STRATEGI PELAKSANAAN
1.
Maksud dan Tujuan
Dengan
melihat kondisi faktual yang ada di sekolah, beberapa kepala sekolah berinisiatif
untuk melakukan perubahan. Berbagai strategi dipikirkan agar maksud tersebut
dapat dilaksanakan dengan tujuan:
1.
Pengadaan ruang perpustakaan atau sudut baca
di dalam kelas
2.
Penambahan koleksi buku melalui pembelian
oleh sekolah maupun mengadakan sumbangan dari komite, pihak swasta maupun orang
tua siswa
3.
Pemanfaatan semaksimal mungkin buku bacaan
oleh siswa dan guru
4.
Peningkatan pengelolaan yang tertib atau
pengorganisasian perpustakaan
1.
Pola Pikir dan Pelaksanaan
Berdasarkan
maksud dan tujuan di atas, maka sekolah memikirkan serangkaian langkah
strategis yang dapat digunakan. Adapun langkah-langkah yang diambil antara lain
adalah:
1.
Kepala Sekolah melakukan sosialisasi ide
dalam pertemuan antara warga sekolah dengan wali murid.
2.
Kepala sekolah meminta guru untuk
mempersiapkan tempat yang dapat digunakansebagai sudut baca
dalam kelas berupa meja yang diletakkan di sudut kelas dan menata buku yang
berada dalam lemari di sudut baca tersebut. Hal ini dilakukan agar buku bacaan
semakin didekatkan pada siswa sehingga mereka dapat dengan mudah
memanfaatkannya.
3.
Kepala Sekolah mengambil kebijakan membeli
buku untuk menambah koleksiØ
yang sudah ada dan menghimbau kepada wali murid pada saat sosialisasi untuk
turut serta menyumbangkan buku ke sekolah.
4.
Buku-buku bacaan yang didekatkan ke siswa dalam
bentuk sudut baca di kelas
5.
Kepala Sekolah bersama guru dan wali murid
bersepakat meluncurkan suatuprogram pembiasaan membaca bagi siswa
yaitu membaca senyap yang dilakukan setiap hari, 15 menit sebelum pelajaran
dimulai.
6.
Kepala Sekolah bersama komite dan orang tua
siswa menyepakati bagaimanameningkatkan perpustakaan sekolah
dan sudut baca di kelas.
1.
PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN DAN SUDUT BACA DI
SEKOLAH
Murid memanfaatkan perpustakaan dalam waktu istirahat.
Murid memanfaatkan perpustakaan dalam waktu istirahat.
2.
HASIL YANG DICAPAI
Melalui berbagai inovasi yang dilakukan kepala sekolah bersama stakeholder
dalam pemberdayaan perpustakaan/sudut baca maka hasil yang dicapai sebagai berikut:
Melalui berbagai inovasi yang dilakukan kepala sekolah bersama stakeholder
dalam pemberdayaan perpustakaan/sudut baca maka hasil yang dicapai sebagai berikut:
1.
Minat baca siswa meningkat, hal ini
ditunjukkan dengan banyaknyaØ
permintaansiswa pada sekolah untuk menambah koleksi buku bacaan.
2.
Semakin banyaknya sumber belajar yang dapat
digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran
3.
Adanya rasa sungkan dari siswa kalau waktu
istirahat hanya dipakai untuk bermain, sedangkan teman lainnya mengambil
buku dan serius membaca
4.
Banyak ide dan kreatifitas siswa yang
diperoleh dari buku yang mereka baca
1.
PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL
Keberhasilan yang telah dicapai dalam pemberdayaan perpustakaan/sudut baca di beberapa sekolah dapat memberikan inspirasi bahwa:
Keberhasilan yang telah dicapai dalam pemberdayaan perpustakaan/sudut baca di beberapa sekolah dapat memberikan inspirasi bahwa:
1.
Walau dengan menggunakan biaya yang minim
dapat memberikan hasil yang optimal
2.
Inisiatif kepala sekolah untuk memanfaatkan
ruang kelas dan koridor sebagai ruang baca
3.
Pemberdayaan guru untuk mengelola dan
memanfaatkan perpustakaan/sudutbaca
1.
KEMUNGKINAN KEBERLANJUTAN
Dengan memperhatikan hasil yang positif dari program pemberdayaan
perpustakaan/sudut baca, maka kemungkinan keberlanjutan program ini sangat besar.Penyusunan program yang diinisiasi oleh kepala sekolah dengan melibatkan guru dan stakeholder, memungkinkan program pemberdayaan ini dimodifikasi ke arah yang lebih baik.
Dengan memperhatikan hasil yang positif dari program pemberdayaan
perpustakaan/sudut baca, maka kemungkinan keberlanjutan program ini sangat besar.Penyusunan program yang diinisiasi oleh kepala sekolah dengan melibatkan guru dan stakeholder, memungkinkan program pemberdayaan ini dimodifikasi ke arah yang lebih baik.
2.
KEMUNGKINAN PENYEBARLUASAN
Berdasarkan kemudahan langkah-langkah yang diambil dan banyaknya manfaat yang didapatkan untuk meningkatkan kualitas siswa melalui kebiasaan membaca, maka kemungkinan penyebarluasan pemberdayaan perpustakaan/sudut baca ini untuk dilakukan di kabupaten/kota lainnya sangat besar.
(Sumber : Modul Kursus tertulis Bina Pustaka Jakarta 2009/2010).
Berdasarkan kemudahan langkah-langkah yang diambil dan banyaknya manfaat yang didapatkan untuk meningkatkan kualitas siswa melalui kebiasaan membaca, maka kemungkinan penyebarluasan pemberdayaan perpustakaan/sudut baca ini untuk dilakukan di kabupaten/kota lainnya sangat besar.
(Sumber : Modul Kursus tertulis Bina Pustaka Jakarta 2009/2010).
4.
http://bukitberbungagerem.blogspot.com/2010/12/proposal-rancangan-evaluasi-program.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar