BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah.
Era baru dalam dunia
pendidikan, yaitu diperkenalkannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat
dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan.
Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan
perangkat komputer yang dapat diaplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk
meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan.
Informasi merupakan
satu-satunya sumber yang dibutuhkan seorang pimpinan lembaga pendidikan.
Informasi dapat diolah dari sumber lain yang dipengaruhi oleh organisasi yang
sangat kompleks dan perangkat komputer yang dimiliki. Informasi dapat
memperkuat kineija lembaga pendidikan, layaknya kinerja usaha lembaga bisnis.
Informasi yang diolah dengan
menggunakan komputer dapat digunakan oleh seorang pimpinan organisasi atau
perseorangan dengan keahlian yang dimiliki sebagai sarana komunikasi dan
pemecahan masalah, serta informasi yang sangat berharga dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi dapat digali melalui sumber-sumber yang
tersedia, seperti sumber daya manusia, material, alat, biaya yang dibutuhkan,
serta data yang akan diolah.
Ledakan informasi saat ini
menimbulkan dampak yang sangat kuat terhadap kompleksitas manajemen pada
umumnya khususnya manajemen pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan pada
dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus memiliki kapabilitas
untuk memperoleh, menyimpan,mengolah, mengambil kembali, serta menyajikan
informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan
yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral.
BAB
II
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Mengingat lembaga pendidikan
di Indonesia merupakan organisasi yang memiliki orientasi ganda (multiple
oriented), yaitu organisasi yang berorientasi sosial dan orientasi bisnis.
orientasi sosial pendidikan bertujuan meningkatkan kecerdasan bangsa sedangkan
orientasi bisnis pendidikan dalam mempertahankan eksistensi maupun
operasionalnya harus memiliki dana yang cukup memadai.
A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Sebelum membahas mengenai
pengertian sistem informasi pendidikan secara utuh, terlebih dahulu akan
dikemukakan pengertian sistem, informasi, dan pendidikan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli sebagai berikut :
1. Sistem
a. Sistem adalah seperangkat unsur yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi dalam
satu lingkungan tertentu
(Ludwig, 1991).
b. Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling
berhubungan untuk mencapai suatu tujuan
(A. Rapoport,1997).
c. Sistem adalah setiap kesatuan secara
konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian- bagian
yang saling mempengaruhi(L.Ackof,1997).
d. Sistem
merupakan bagian-bagian yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai beberapa tujuan (Gordon B.
Davis'1995).
e. Sistem, yaitu sekelompok elemen
yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan (Raymond
Mcleod, 2001).
f. Ryans (1968) System is any
identifiable assemblage of element (object, person, activities, information records, etc) which are interrelated by
process or structure and which are
presumed to function QS an organizational entity generating an observtable (or sometimes merely inferable) product.
g. William A. Shorde (1995) dalam bukunya Organization and Management menyebutkan ada sekitar enam ciri sebuah
sistem, yaitu perilaku berdasarkan tujuan tertentu,
keseluruhan, keterbukaan, terjadi transformasi, terjadi korelasi, memiliki mekanisme kontrol artinya terdapat kekuatan
yang mempersatukan dan mempertahankan
sistem yang bersangkutan.
Menurut Budi Sutedjo (2002) sistem
adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk
satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.
2. Informasi
Saat ini
kita sedang berada pada era informasi, hal ini berarti bahwa informasi sudah
menyentuh seluruh segi kehidupan baik individual, kelompok, maupun organisasi.
Di tingkat individu aneka ragam informasi dibutuhkan seperti kebutuhan akan
pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, maupunjenis produk atau jasa
lainnya.
Adapun pengertian tentang informasi, yaitu data yang telah diproses ke dalam
suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang
dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang
(Gordon B. Davis, 1995).
Sedangkan Informasi menurut Budi
Sutedjo (2002: 168) merupakan hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap
elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan
pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada.
Informasi, yaitu sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu
objek atau konsep) sehingga manusia dapat membedakan sesuatu dengan yang
lainnya (Samuel Elion, 1992). Informasi merupakan kumpulan data yang telah
diolah, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif dan memiliki arti lebih
luas
3. Managemen
Secara
luas orang sudah banyak mengenal tentang istilah manajemen, hakikat manajemen
secara relatif, yaitu bagaimana sebuah aktivitas bisa berjalan lebih teratur berdasarkan
prosedur dan proses.
Secara umum dikatakan bahwa
manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun
sumber daya lainnya (George R. Terry,1997).
Definisi lain menyatakan bahwa
manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengawasan antar anggota organisasi dengan menggunakan seluruh sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner AF, 1998).
Pada dasarnya dalam proses penggunaan sistem informasi, seorang manajer
sebelumnya harus memahami posisi dari hierarki/tingkatan manajemen di mana dia
berada, sebagaimana dikemukakan oleh (Raymond Mcleod, Jr., 2001) bahwa
tingkatan manajerial terdiri dari strategic planning level (Top Management),
Management control level (Middle
Management), dan operattional control level (Lower Management). Posisi tersebut
sangat berpengaruh terhadap sumber dan bentuk informasi yang diburuhkan oleh
seorang manajer (pimpinan) sebagai bahan proses pengambilan keputusan. sumber
informasi dan bentuk informasi yang dibutuhkan oleh seorang manajer berdasarkan
hierarkinya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
Sumber informasi yang dibutuhkan
oleh seorang manajer atau pimpinan lembaga pendidikan yang menduduki posisi
paling atas cenderung lebih banyak dari luar organisasi/lembaga pendidikan
tersebut. Semakin rendah tingkat manajerial seseorang maka lebih banyak
dibutuhkan sumber informasi dari internal organisasi atau lembaga pendidikan
yang bersangkutan. Dengan demikian, pimpinan lembaga pendidikan yang menduduki
posisi top manajemen semakin banyak untuk mencari sumber informasi dari
eksternal organisasi. Hal ini diperlukan untuk pengembangan organisasi,
komparasi dengan lembaga pendidikan yang ada, mencari strategi baru untuk inovasi
demi peningkatan kapabilitas organisasi.
Dengan
demikian, lembaga pendidikan yang dipimpinnya memiliki daya saing yang tinggi
untuk mempertahankan eksistensi di masa mendatang.
Adapun bentuk informasi yang dibutuhkan oleh seorang pimpinan lembaga
pendidikan yang menduduki posisi paling atas (manajemen tingkat atas) cenderung
bentuk informasi yang diterima lebih singkat karena kemampuan pimpinan pada
posisi top manajemen diharapkan memiliki kemampuan tinggi dalam menterjemahkan
bentuk informasi yang berasal dari eksternal maupun internal lembaga pendidikan
tersebut. Misalnya bentuk penyampaian informasi antar pimpinan cukup membuatkan
disposisi. Semakin rendah posisi manajerial seseorang, bentuk informasi terus
lebih terperinci karena kemampuan menerjemahkan informasi manajemen tingkat
menengah maupun tingkat bawah lebih ke arah operasional lembaia pendidikan
tersebut sehingga bentuk informasi harus lebih jelas dan detail misalnya
instruksi atau pemberitahuan kepada para karyawan
4. Pendidikan
Para ahli sama-sama
mengarah pada suatu tujuan tertentu tetapi mereka masih belum seragam dalam
mendefinisikan istilah pendidikan Driyarkara (1980) mengatakan bahwa pendidikan
itu adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf
mendidik.
Dalam Good, Carter v (1959)
dinyatakan bahwa pendidikan adalah (I) proses seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya dalarn masyarakat tempat mereka hidup
(2) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol(khususnya yang datang dari sekolah)
sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan
individu yang optimal. Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu
untuk menghasilkan pembahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam tingkah
laku, pikiran dan sikapnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1989), pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan dan cara mendidik).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1) Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
masyarakat, bangsa, dan Negara
Crow and crow (1960 Modern educational theory and practise not only are aimed
at preparation for future living but also are operative in determining the
patern of present, day by-day attitude and behavior. pendidikan tidak hanya
dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang tetapi juga
untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke
tingkat kedewasaannya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka
pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pendidikan mengandung tujuan, yaitu
kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat
untuk kepentingan hidup.
2. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaian yang
sesuai.
3. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (formal dan nonformal).
Oleh
karena itu, menurut Sihombing (2002: 10) pendidikan mengandung pokok-pokok
penting sebagai berikut:
1.
Pendidikan adalah proses pembelajaran.
2. Pendidikan adalah proses sosial.
3. Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
4. Pendidikan berusaha mengubah atau mengembangkan kemampuan, sikap, dan perilaku positif.
5. Pendidikan merupakan perbuatan atau kegiatan sadar.
6. Pendidikan memiliki dampak pada lingkungan.
7. Pendidikan berkaitan dengan cara mendidik.
8. Pendidikan tidak berfokus pada pendidikan formal.
Secara total bahwa pendidikan
merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan cukup kompleks, meliputi berbagai
komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika menginginkan pendidikan terlaksana
secara teratur, berbagai elemen (komponen) yang terlibat dalam kegiatan
pendidikan perlu dikenali terlebih dahulu. Untuk itu diperlukan pengkajian
usaha pendidikan sebagai suatu sistem yang dapat dilihat secara mikro dan
makro. Secara mikro pendidikan dapat dilihat dari hubungan elemen peserta
didik, pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Adapun secara
makro menjangkau eremen-elemen yang lebih luas.
Berdasarkan tinjauan mikro
peserta didik dan pendidik merupakan elemen sentral. Pendidikan untuk
kepentingan peserta didik mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan ini ada
berbagai sumber dan kendala. Dengan memperhatikan berbagai sumber dan kendala,
ditetapkan bahan pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk mencapai
tujuan. Proses ini menampilkan hasil belajar.
Hasil belajar perlu dinilai
dan dari hasil penilaian dapat merupakan umpan balik untuk mengkaji kembali
berbagai elemen. Keseluruhan elemen ini tidak terlepas dari pengetahuan, teori,
maupun model pendidikan yang telah dimiliki, disusun dan diujicobakan.
Dari berbagai elemen sistem
pendidikan perlu dikenali secara mendalam sehingga dapat difungsikan dan
dikembangkan. Dalam hal ini penting.dikuasai pendekatan sistem untuk mengkaji
masalah dan kelemahan yang ada dalam mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Dengan demikian, akan tampak peninjauan secara mikro maupun makro
berdasarkan pendekatan sistem yang dapat menghasilkan keputusan dan upaya untuk
memperbaiki sistem, sebagian atau keseluruhan, secara bertahap atau sekaligus.
Keputusan ini dilakukan untuk mencapai tuluan pendidikan yang diinginkan secara
optimal, produktif, efektif dan efisien.
Tujuan
pendidikan yang secara formal tercatum dalam Garis Besar Haluan Negara tahun
1993 dijelaskan bahwa kebijakan pembangunan sektor pendidikan ditujukan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, kepribadian,
mandiri, maju, tangguh cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, memiliki etos
kerja, professional, bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Dengan empat indikator :
1. Hubungan dengan Tuhannya adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Pembentukan pribadi mencakup budi pekerti luhur, kepribadian, mandiri, maju,
tangguh, cerdas dan kreatif
3. Bidang usaha mencakup keterampilan, berdisiplin, beretos kerja,
professional, bertanggung jawab dan produktif
4. Kesehatan yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani
Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah
prosessosial dalam memanusiakan manusia
melalui pembelajaran yang dilakukan dengan sadar baik secara terencana maupun
tidak. Proses pendidikan bukan hanya apa yang disebut dengan transfer of
knowledge, transfer of value, transfer of skill namun totalitas kegiatan yang
dapat memanunusiakan manusia sehingga mampu menjadi individu yang mampu
mengembangkan dirinya dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan
dalamkehidupan.
B. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Setelah membahas mengenai
sistem informasi manajemen pendidikan secara parsial kemudian akan dikemukakan
beberapa sistem informasi manajemen secara umum menurut beberapa ahli berikut :
Gordon B. Davis, 1995
bahwa sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem manusia dan mesin yang
terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen,
dan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Soetedjo Moeljodihardjo, 1992,
sistem informasi manajemen yaitu suatu metode yang menghasilkan informasi yang
tepat waktu (timely) bagi manajemen tentang lingkungan ekstemal dan operasi
internal sebuah organisasi, dengan tujuan untuk menunjang pengambilan keputusan
dalam rangka memperbaiki perencanaan dan pengendalian
Komarudin,1997, sistem
informasi manajemen adalah suatu sistem informal yang memungkinkan pimpinan
organisasi mendapatkan informasi dengan kuantitas dan kualitas yang tepat untuk
digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Robert W Holmes, 1992, sistem informasi manajemen adalah sistem yang dirancang
untuk menyajikan informasi pilihan yang berorientasi kepada keputusan yang
diperlukan oleh manajemen guna merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivitas
organisasi yang dirancang dalam kerangka kerja yang menitik beratkan pada
perencanaan keuntungan, perencanaan penampilan, dan pengawasan pada semua
tahap.
Roberl G. Murdick,1995,
sistem informasi manajemen adalah proses komunikasi di mana input direkam,
disimpan, dan diambil kembali untuk menyajikan keputusan yang berbentuk output
mengenai perencanaan, pengoperasian, dan pengendalian
Joseph F Kelly, 1990,
sistem informasi manajemen merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya yang berlandaskan komputer yang menghasilkan kumpulan
penyimpanan, perolehan kembali, komunikasi, dan penggunaan dan untuk tujuan
operasi manajemen yang efisien dan bagi perencanaan bisnis.
Raymond McLeod, Jr, 2003
sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem berbasis computer yang
menyediakan informasi untuk kebutuhan bagi pemakainya.
James A.F. Stoner, 1992,
sistem informasi manajemen adalah metode yang formal yang menyediakan bagi
pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk
mendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan fungsi
oprasi sebuah organisasi yang lebih efektif.
Dengan demikian sistem
informasi manajemen pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya
manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan
mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan
bidang pendidikan.
Pengertian lain sistem informasi
manajemen pendidikan adalah suatu sistem yang dirancang untuk
menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan dalam rangka
mendukung pengambilan keputusan bidang pendidikan
Untuk menerapkan sistem
informasi manajemen pendidikan yang terpadu dan memiliki kapabilitas dalam
mendukung keberhasilan dunia pendidikan diperlukan keseimbangan sumber daya
yang tersedia antara ketersediaan sumber daya yang dimiliki keterampilan dalam
mengoperasikan teknologi informasi seperti komputer dan ketersediaan dana untuk
pengadaan perangkat komputer yang sudah semakin canggih.
Di pihak informasi yang disajikan oleh sistem informasi manajemen
pendidikan dapat diharapkan nantinya akan memberikan kontribusi yang sangat
berharga dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan seperti informasi
kebutuhan tenaga pendidikan, informasi jumlah lembaga pendidikan mulai tingat
dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Sistem informasi manajemen pendidikan
diharapkan sangat bermafaat tidak hanya bagi para pengambilan keputusan bidang
pendidikan tapi berguna bagi masyarakat sebagai salah satu sub sistem dan
control society terutma dalam proses operasional lembaga pendidikan dan
penyajian kualitas jasa pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan.
BAB
III
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai sistem
informasi manajemen pendidikan, dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai
suatu tujuan.
2. Informasi adalah sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu
obyek atau kensep) sehingga manusia dapat
membedakan sesuau dengan yang lainnya. Informasi juga merupakan kumpulan data yang
telah diolah, baik bersifat kwalitatif atau kwantitatif dalam memiliki arti lebih
luas.
3. Manajemen adalah merupakan proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan,
dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.
4. Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana
Belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, Pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan drinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
5. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya
manusia dan aplikasi teknologi informasi
untuk memilih, menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka
mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan.
6. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan adalah suatu system yang dirancang
untuk menyediakan informasi guna mendukung
pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen (perencanaan, pergerakan,
pengorganisasia, dan pengendalian) dalam lembaga pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Azhar, Kasim. 1995. Teori pembuatan keputusan. Jakarta: Lembaga Penerbit
FEUI.
2. Best, J. Roger. 2000. Market-Based Management, Strategis For Growing
Customer Value and Profitability. Second Edition. New
York: prentice Hall Inc.
3. Daihani Umar, Dadan. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
4. Davis, M. Mark & Heineke Janette. 2003. Managing Services, Using
Technology to Create Value. New York : McGraw-Hill.
5. Fajar, A. Malik. 2004, Renungan Hardiknas 2004, Kompas, Mei Halm. 4-5