Senin, 16 Mei 2011

TIPE PEMIMPIN


TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
A. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal ini sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan- peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
Daniel Goleman, ahli di bidang EQ, melakukan penelitian tentang tipe-tipe kepemimpinan dan menemukan ada 6 (enam) tipe kepemimpinan. Penelitian itu membuktikan pengaruh dari masing-masing tipe terhadap iklim kerja perusahaan, kelompok, divisi serta prestasi keuangan perusahaan. Namun hasil penelitian itu juga menunjukkan, hasil kepemimpinan yang terbaik tidak dihasilkan dari satu macam tipe. Yang paling baik justru jika seorang pemimpin dapat mengkombinasikan beberapa tipe tersebut secara fleksibel dalam suatu waktu tertentu dan yang sesuai dengan bisnis yang
4
sedang dijalankan. Memang, hanya sedikit jumlah pemimpin yang memiliki enam tipe tersebut dalam diri mereka. Pada umumnya hanya memiliki 2 (dua) atau beberapa saja. Penelitian yang dilakukan terhadap para pemimpin tersebut juga menghasilkan data, bahwa pemimpin yang paling berprestasi ternyata menilai diri mereka memiliki kecerdasan emosional yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Pada umumnya mereka menilai bahwa dirinya hanya memiliki satu atau dua kemampuan kecerdasan emosional.
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-
tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi- instruksinya harus ditaati.
2.Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan- kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
3.Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macam organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.
Dalam suatu organisasi ada beberapa tipe-tipe pemimpin yang dimiliki seseorang yang
dapat mempengaruhinya dalam menjalankan organisasi, antara lain sebagai berikut :
1. Tipe Otokratik
Seorang pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan otokratik dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya dalam menjalankan kepemimpinannya sangat egois dan otoriter, sehingga kesan yang dimunculkan dalam karakter tipe kepemimpinan ini selalu menonjolkan “keakuannya”.
5
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik ini bersifat kebapaan yang mengembangkan sikap kebersamaan. Salah satu ciri utamanya sebagaimana yang digambarkan masyarakat tradisional yaitu rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini menunjukkan ketauladan dan menjadi panutan di masyarakat. Biasanya tipe seperti ini dimiliki oleh tokoh-tokoh adat, para ulama dan guru.
3. Tipe Kharismatik
Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
5. Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
Dari kelima tipe kepemimpinan diatas, masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kelemahannya. Untuk penempatan tipe tersebut tergantung pada organisasi yang akan di pimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran diperlukan tipe kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut dibutuhkan kesatuan komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang atau tidak senang, semua anggota organisasi didalamnya harus melaksanakan perintah dari atasan. Jadi, dalam menentukan tipe kepemimpinan yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin harus disesuaikan dengan jenis organisasi yang akan dipimpin.

SIM PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar belakang masalah.

            Era baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperkenalkannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer yang dapat diaplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan.

            Informasi merupakan satu-satunya sumber yang dibutuhkan seorang pimpinan lembaga pendidikan. Informasi dapat diolah dari sumber lain yang dipengaruhi oleh organisasi yang sangat kompleks dan perangkat komputer yang dimiliki. Informasi dapat memperkuat kineija lembaga pendidikan, layaknya kinerja usaha lembaga bisnis.

            Informasi yang diolah dengan menggunakan komputer dapat digunakan oleh seorang pimpinan organisasi atau perseorangan dengan keahlian yang dimiliki sebagai sarana komunikasi dan pemecahan masalah, serta informasi yang sangat berharga dalam proses pengambilan keputusan. Informasi dapat digali melalui sumber-sumber yang tersedia, seperti sumber daya manusia, material, alat, biaya yang dibutuhkan, serta data yang akan diolah.

            Ledakan informasi saat ini menimbulkan dampak yang sangat kuat terhadap kompleksitas manajemen pada umumnya khususnya manajemen pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan pada dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus memiliki kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan,mengolah, mengambil kembali, serta menyajikan informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral.



BAB II
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN

            Mengingat lembaga pendidikan di Indonesia merupakan organisasi yang memiliki orientasi ganda (multiple oriented), yaitu organisasi yang berorientasi sosial dan orientasi bisnis. orientasi sosial pendidikan bertujuan meningkatkan kecerdasan bangsa sedangkan orientasi bisnis pendidikan dalam mempertahankan eksistensi maupun operasionalnya harus memiliki dana yang cukup memadai.


A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN


            Sebelum membahas mengenai pengertian sistem informasi pendidikan secara utuh, terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian sistem, informasi, dan pendidikan yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
1.      Sistem
a.   Sistem adalah seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi           dalam          satu lingkungan tertentu (Ludwig, 1991).

b.  Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu   tujuan (A. Rapoport,1997).

c.    Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian- bagian yang saling mempengaruhi(L.Ackof,1997).

d. Sistem merupakan bagian-bagian yang beroperasi secara bersama-sama untuk            mencapai beberapa tujuan (Gordon B. Davis'1995).

e.    Sistem, yaitu sekelompok elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan                 (Raymond Mcleod, 2001).

f.     Ryans (1968) System is any identifiable assemblage of element (object, person,      activities, information records, etc) which are interrelated by process or structure and    which are presumed to function QS an organizational entity generating an observtable     (or sometimes merely inferable) product.

g. William A. Shorde (1995) dalam bukunya Organization and Management      menyebutkan ada sekitar enam ciri sebuah sistem, yaitu perilaku berdasarkan tujuan        tertentu, keseluruhan, keterbukaan, terjadi transformasi, terjadi korelasi, memiliki    mekanisme kontrol artinya terdapat kekuatan yang mempersatukan dan        mempertahankan sistem yang bersangkutan.

       Menurut Budi Sutedjo (2002) sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.


2.     Informasi

       Saat ini kita sedang berada pada era informasi, hal ini berarti bahwa informasi sudah menyentuh seluruh segi kehidupan baik individual, kelompok, maupun organisasi. Di tingkat individu aneka ragam informasi dibutuhkan seperti kebutuhan akan pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, maupunjenis produk atau jasa lainnya.
Adapun pengertian tentang informasi, yaitu data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang (Gordon B. Davis, 1995).

       Sedangkan Informasi menurut Budi Sutedjo (2002: 168) merupakan hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada. Informasi, yaitu sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu objek atau konsep) sehingga manusia dapat membedakan sesuatu dengan yang lainnya (Samuel Elion, 1992). Informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif dan memiliki arti lebih luas


3.     Managemen

       Secara luas orang sudah banyak mengenal tentang istilah manajemen, hakikat manajemen secara relatif, yaitu bagaimana sebuah aktivitas bisa berjalan lebih teratur berdasarkan prosedur dan proses.

       Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya (George R. Terry,1997).

       Definisi lain menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan antar anggota organisasi dengan menggunakan seluruh sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner AF, 1998).
Pada dasarnya dalam proses penggunaan sistem informasi, seorang manajer sebelumnya harus memahami posisi dari hierarki/tingkatan manajemen di mana dia berada, sebagaimana dikemukakan oleh (Raymond Mcleod, Jr., 2001) bahwa tingkatan manajerial terdiri dari strategic planning level (Top Management),

       Management control level (Middle Management), dan operattional control level (Lower Management). Posisi tersebut sangat berpengaruh terhadap sumber dan bentuk informasi yang diburuhkan oleh seorang manajer (pimpinan) sebagai bahan proses pengambilan keputusan. sumber informasi dan bentuk informasi yang dibutuhkan oleh seorang manajer berdasarkan hierarkinya dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.



       Sumber informasi yang dibutuhkan oleh seorang manajer atau pimpinan lembaga pendidikan yang menduduki posisi paling atas cenderung lebih banyak dari luar organisasi/lembaga pendidikan tersebut. Semakin rendah tingkat manajerial seseorang maka lebih banyak dibutuhkan sumber informasi dari internal organisasi atau lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dengan demikian, pimpinan lembaga pendidikan yang menduduki posisi top manajemen semakin banyak untuk mencari sumber informasi dari eksternal organisasi. Hal ini diperlukan untuk pengembangan organisasi, komparasi dengan lembaga pendidikan yang ada, mencari strategi baru untuk inovasi demi peningkatan kapabilitas organisasi.

       Dengan demikian, lembaga pendidikan yang dipimpinnya memiliki daya saing yang tinggi untuk mempertahankan eksistensi di masa mendatang.
Adapun bentuk informasi yang dibutuhkan oleh seorang pimpinan lembaga pendidikan yang menduduki posisi paling atas (manajemen tingkat atas) cenderung bentuk informasi yang diterima lebih singkat karena kemampuan pimpinan pada posisi top manajemen diharapkan memiliki kemampuan tinggi dalam menterjemahkan bentuk informasi yang berasal dari eksternal maupun internal lembaga pendidikan tersebut. Misalnya bentuk penyampaian informasi antar pimpinan cukup membuatkan disposisi. Semakin rendah posisi manajerial seseorang, bentuk informasi terus lebih terperinci karena kemampuan menerjemahkan informasi manajemen tingkat menengah maupun tingkat bawah lebih ke arah operasional lembaia pendidikan tersebut sehingga bentuk informasi harus lebih jelas dan detail misalnya instruksi atau pemberitahuan kepada para karyawan

4.      Pendidikan
            Para ahli sama-sama mengarah pada suatu tujuan tertentu tetapi mereka masih belum seragam dalam mendefinisikan istilah pendidikan Driyarkara (1980) mengatakan bahwa pendidikan itu adalah memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf mendidik.

       Dalam Good, Carter v (1959) dinyatakan bahwa pendidikan adalah (I) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya dalarn masyarakat tempat mereka hidup (2) proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol(khususnya yang datang dari sekolah) sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan pembahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam tingkah laku, pikiran dan sikapnya.

       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (proses, perbuatan dan cara mendidik).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat (1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa, dan Negara
Crow and crow (1960 Modern educational theory and practise not only are aimed at preparation for future living but also are operative in determining the patern of present, day by-day attitude and behavior. pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaannya.
             Berdasarkan pengertian tersebut maka pendidikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.  Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga       bermanfaat untuk kepentingan hidup.

2.   Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam          memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaian yang sesuai.

3.    Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat         (formal   dan nonformal).

Oleh karena itu, menurut Sihombing (2002: 10) pendidikan mengandung pokok-pokok penting sebagai berikut:

1. Pendidikan adalah proses pembelajaran.
2. Pendidikan adalah proses sosial.
3. Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
4. Pendidikan berusaha mengubah atau mengembangkan kemampuan, sikap, dan                    perilaku       positif.
5. Pendidikan merupakan perbuatan atau kegiatan sadar.
6. Pendidikan memiliki dampak pada lingkungan.
7. Pendidikan berkaitan dengan cara mendidik.
8. Pendidikan tidak berfokus pada pendidikan formal.

               Secara total bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan cukup kompleks, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika menginginkan pendidikan terlaksana secara teratur, berbagai elemen (komponen) yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali terlebih dahulu. Untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidikan sebagai suatu sistem yang dapat dilihat secara mikro dan makro. Secara mikro pendidikan dapat dilihat dari hubungan elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Adapun secara makro menjangkau eremen-elemen yang lebih luas.

               Berdasarkan tinjauan mikro peserta didik dan pendidik merupakan elemen sentral. Pendidikan untuk kepentingan peserta didik mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan ini ada berbagai sumber dan kendala. Dengan memperhatikan berbagai sumber dan kendala, ditetapkan bahan pengajaran dan diusahakan berlangsungnya proses untuk mencapai tujuan. Proses ini menampilkan hasil belajar.

               Hasil belajar perlu dinilai dan dari hasil penilaian dapat merupakan umpan balik untuk mengkaji kembali berbagai elemen. Keseluruhan elemen ini tidak terlepas dari pengetahuan, teori, maupun model pendidikan yang telah dimiliki, disusun dan diujicobakan.

               Dari berbagai elemen sistem pendidikan perlu dikenali secara mendalam sehingga dapat difungsikan dan dikembangkan. Dalam hal ini penting.dikuasai pendekatan sistem untuk mengkaji masalah dan kelemahan yang ada dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan demikian, akan tampak peninjauan secara mikro maupun makro berdasarkan pendekatan sistem yang dapat menghasilkan keputusan dan upaya untuk memperbaiki sistem, sebagian atau keseluruhan, secara bertahap atau sekaligus. Keputusan ini dilakukan untuk mencapai tuluan pendidikan yang diinginkan secara optimal, produktif, efektif dan efisien.

                        Tujuan pendidikan yang secara formal tercatum dalam Garis Besar Haluan Negara tahun 1993 dijelaskan bahwa kebijakan pembangunan sektor pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, kepribadian, mandiri, maju, tangguh cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, memiliki etos kerja, professional, bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani.
         
          Dengan empat indikator :
1. Hubungan dengan Tuhannya adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang                Maha Esa
2. Pembentukan pribadi mencakup budi pekerti luhur, kepribadian, mandiri, maju,                 tangguh, cerdas dan kreatif
3. Bidang usaha mencakup keterampilan, berdisiplin, beretos kerja, professional,                     bertanggung jawab dan produktif
4. Kesehatan yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani

                Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah prosessosial dalam memanusiakan        manusia melalui pembelajaran yang dilakukan dengan sadar baik secara terencana maupun tidak. Proses pendidikan bukan hanya apa yang disebut dengan transfer of knowledge, transfer of value, transfer of skill namun totalitas kegiatan yang dapat memanunusiakan manusia sehingga mampu menjadi individu yang mampu mengembangkan dirinya dalam menghadapi dan memecahkan berbagai permasalahan dalamkehidupan.


B.  Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

               Setelah membahas mengenai sistem informasi manajemen pendidikan secara parsial kemudian akan dikemukakan beberapa sistem informasi manajemen secara umum menurut beberapa ahli berikut :

               Gordon B. Davis, 1995 bahwa sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

               Soetedjo Moeljodihardjo, 1992, sistem informasi manajemen yaitu suatu metode yang menghasilkan informasi yang tepat waktu (timely) bagi manajemen tentang lingkungan ekstemal dan operasi internal sebuah organisasi, dengan tujuan untuk menunjang pengambilan keputusan dalam rangka memperbaiki perencanaan dan pengendalian

               Komarudin,1997, sistem informasi manajemen adalah suatu sistem informal yang memungkinkan pimpinan organisasi mendapatkan informasi dengan kuantitas dan kualitas yang tepat untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Robert W Holmes, 1992, sistem informasi manajemen adalah sistem yang dirancang untuk menyajikan informasi pilihan yang berorientasi kepada keputusan yang diperlukan oleh manajemen guna merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivitas organisasi yang dirancang dalam kerangka kerja yang menitik beratkan pada perencanaan keuntungan, perencanaan penampilan, dan pengawasan pada semua tahap.

               Roberl G. Murdick,1995, sistem informasi manajemen adalah proses komunikasi di mana input direkam, disimpan, dan diambil kembali untuk menyajikan keputusan yang berbentuk output mengenai perencanaan, pengoperasian, dan pengendalian

               Joseph F Kelly, 1990, sistem informasi manajemen merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang berlandaskan komputer yang menghasilkan kumpulan penyimpanan, perolehan kembali, komunikasi, dan penggunaan dan untuk tujuan operasi manajemen yang efisien dan bagi perencanaan bisnis.

               Raymond McLeod, Jr, 2003 sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem berbasis computer yang menyediakan informasi untuk kebutuhan bagi pemakainya.

               James A.F. Stoner, 1992, sistem informasi manajemen adalah metode yang formal yang menyediakan bagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan fungsi oprasi sebuah organisasi yang lebih efektif.

               Dengan demikian sistem informasi manajemen pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan bidang pendidikan.

               Pengertian lain sistem informasi manajemen pendidikan adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan dalam rangka mendukung pengambilan keputusan bidang pendidikan

               Untuk menerapkan sistem informasi manajemen pendidikan yang terpadu dan memiliki kapabilitas dalam mendukung keberhasilan dunia pendidikan diperlukan keseimbangan sumber daya yang tersedia antara ketersediaan sumber daya yang dimiliki keterampilan dalam mengoperasikan teknologi informasi seperti komputer dan ketersediaan dana untuk pengadaan perangkat komputer yang sudah semakin canggih.

Di pihak informasi yang disajikan oleh sistem informasi manajemen pendidikan dapat diharapkan nantinya akan memberikan kontribusi yang sangat berharga dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan seperti informasi kebutuhan tenaga pendidikan, informasi jumlah lembaga pendidikan mulai tingat dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Sistem informasi manajemen pendidikan diharapkan sangat bermafaat tidak hanya bagi para pengambilan keputusan bidang pendidikan tapi berguna bagi masyarakat sebagai salah satu sub sistem dan control society terutma dalam proses operasional lembaga pendidikan dan penyajian kualitas jasa pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan.


















BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan mengenai sistem informasi manajemen pendidikan, dapat kami simpulkan sebagai berikut : 

1. Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang                  membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.
2. Informasi adalah sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu obyek         atau kensep) sehingga manusia dapat membedakan sesuau dengan yang lainnya.                  Informasi juga merupakan kumpulan data yang telah diolah, baik bersifat kwalitatif     atau kwantitatif dalam memiliki arti lebih luas.
3. Manajemen adalah merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan         perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan         yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber  daya lainnya.
4. Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana Belajar         dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi                     dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Pengendalian diri, kepribadian,    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan drinya, masyarakat,      bangsa dan Negara.
5. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan merupakan perpaduan antara sumber daya        manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah,   dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan                   keputusan bidang pendidikan.
6. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan adalah suatu system yang dirancang untuk       menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan                     manajemen (perencanaan, pergerakan, pengorganisasia, dan pengendalian) dalam       lembaga pendidikan.






DAFTAR PUSTAKA


1. Azhar, Kasim. 1995. Teori pembuatan keputusan. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
2. Best, J. Roger. 2000. Market-Based Management, Strategis For Growing Customer         Value and Profitability. Second Edition. New York: prentice Hall Inc.
3. Daihani Umar, Dadan. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. Jakarta: Elex         Media Komputindo.
4. Davis, M. Mark & Heineke Janette. 2003. Managing Services, Using Technology to        Create Value. New York : McGraw-Hill.
5. Fajar, A. Malik. 2004, Renungan Hardiknas 2004, Kompas, Mei Halm. 4-5