Minggu, 01 Mei 2011

GIPTED AND TALENTED


KEBERBAKATAN  DAN  KREATIVITAS

BAB  I
PENDAHULUAN


A.    KEBERBAKATAN

a.    DEVINISI KEBERBAKATAN
          Definisi menurut USOE (United States Office of Education), anak berbakat adalah anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang-bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik, dan mereka yang membutuhkan pelayanan atau aktivitas yang tidak sama dengan yang disediakan di sekolah sehubungan dengan penemuan kemampuan-kemampuannya (Hawadi, 2002).
          Renzulli, dkk (dalam Munandar, 1992) dari hasil-hasil penelitiannya menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan seseorang pada hakikatnya ada tiga kelompok ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kemampuan di atas rata-rata
2) Kreativitas
3) Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment)

          Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum dan atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi (Renzulli dalam Hawadi, 2002).
          Sedangkan menurut Depdiknas (2003) anak berbakat adalah mereka yang oleh psikolog dan/atau guru diindentifikasi sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan, dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik.
          Para ahli menyampaikan batasan yang berbeda mengenai skor inteligensi. Vernon (dalam Munandar, 1982) mengemukakan bahwa IQ 130 ke atas lebih disarankan untuk menggolongkan siswa sebagai anak berbakat. Angka ini disarankan karena kemungkinan siswa-siswa tersebut berasal dari sekolah yang sangat bervariasi.
          Sedangkan Terman (dalam Hawadi, 2002) berdasarkan hasil penelitian longitudinalnya, menyatakan bahwa skor 130 ke atas sebagai keberbakatan dan skor ke atas 150 sebagai genius. Feldman (dalam Hawadi, 2002) juga mengemukakan hal yang sama bahwa skor 130 ke atas sebagai keberbakatan.
          Dari berbagai definisi di atas, dapat dilihat bahwa anak berbakat adalah mereka yang memiliki potensi sebagai berikut:
1)      Kemampuan atau kecerdasan yang tinggi (sangat superior)
2)      Kreativitas yang memadai, yaitu mampu menemukan, menciptakan hal baru yang           bermanfaat,  mampu menerapkan, dan mampu memecahkan masalah
3)      Mampu melaksanakan atau menyelesaikan tugas serta memiliki motivasi tinggi dan        kemampuan melihat rencana lewat berbagai kesimpulan yang ia buat

                   Ketiga ciri-ciri tersebut secara bersamaan (satu kesatuan) menentukan keberbakatan.  Memiliki salah satu ciri, misalnya inteligensi tinggi, belumlah mencerminkan keberbakatan.

b.      KLASIFIKASI KEBERBAKATAN
          Pengukuran IQ bisa diperoleh melalui tes inteligensi Wechsler ataupun Stanford-Binet. Baik skala Wechsler maupun Stanford-Binet mempunyai batas IQ nya sendiri dalam pengklasifikasian keberbakatan, sebagai berikut:
Jenis Keberbakatan Skala Wechsler Skala Stanford-Binet
Midly gifted 115 – 129 116 – 131
Moderately gifted 130 – 144 132 – 147
Highly gifted Diatas 145 Diatas 148


c.       MASALAH  KEBERBAKATAN
          Anak berbakat dengan ciri-ciri khasnya dapat menyebabkan mereka mengalami masalah baik dengan dirinya maupun dengan dunia luar (Munandar, 1999). Ciri-ciri mereka yang selalu mempertanyakan, bersikap kritis, bosan dengan tugas rutin serta kemampuan untuk dapat melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda seringkali menjadi sumber permasalahan dengan orang dewasa atau teman sebaya. Masalah juga dapat timbul karena tidak didukung oleh lingkungan rumah atau sekolah. Lingkungan yang membatasi tersebut (Davis & Rimm dalam Munandar, 1999) adalah lingkungan yang otoriter atau sebaliknya yaitu permisif.
          Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membina anak-anak berbakat sehubungan dengan dukungan lingkungan yang mereka perlukan (Munandar, 1999):
1). Fleksibilitas dalam kesempatan
2). Contoh yang positif
3). Bimbingan dan dukungan
4). Rasa humor
5). Empati




B.     KREATIFITAS

a.      PENGERTIAN KREATIFITAS
1.Kreativitas sebagai Proses-
           Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatuyang baru,    apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk ataususunan yang baru (Hurlock 1978)- Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982)Penekanan pada :  - aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan- aspek  interaksi  antara individu  dan lingkungannya  /kebudayaannya- Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia untuk     membangun  dirinya  dalam  berbagai  aspek  kehidupannya.  
                          Guilford (1986) menekankan perbedaan  berfikir divergen( disebut juga berfikir  kreatif ) dan berfikir konvergen.Berfikir Divergen :  bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-macamkemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah.Berfikir Konvergen:  sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yangpaling tepat terhadap suatu persoalan atau masalahDalam pendidikan formal pada  umumnya  menekankan  berfikir konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen.
          Torrance (1979) menekankan adanya ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi
2. Kreativitas sebagai Produk  -
          Kretaivitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatuyang baru (1965).- Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungandan waktu (masa). Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkanpengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963).Namun menurut ahli lain pertama-tama bukan suatu karya kreatif bermaknabagi umum, tetapi terutama bagi si pencipta sendiri
          Kreativitas  atau  daya kreasi itu dalam masyarakat  yangprogresif dihargai sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk  memupuk  dan  mengembangkannya  dibentuk  laboratorium  ataubengkel-bengkel  khusus tang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yangdiperlukan (Selo Sumardjan 1983).Beliau  mengingatkan  pentingnya  bagian  Desain dan  Penelitian  danPengembangan sebagai bagian yang vital dari suatu industri.
3. Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi-
           Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan,sikap,perilakunya.- Kreatifitas  mulai  dengan  kemampuan  individu  untuk menciptakan sesuatu yang baru.
 Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dannorma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
          Dengan perkataan lain:“Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakansifat   social  yang  dihayati  oleh  masyarakat)  yang  tercermin  darikemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan1983)
4. Faktor-faktor Pendorong
          Kreativitas Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu,dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit (keluarga,sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya  kreativitas  dan  selanjutnya  berkembangnya  suatu  kreasi  yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta  pengaruh  masyarakat  tempat  individu  itu  hidup  dan  bekerja  (Selo Soemardjan 1983).
         
5. Definisi Operasional Kreativitas
          Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan(fleksibilitas),  dan  originalitas  dalam  berfikir,  serta  kemampuan  untuk mengelaborasi  (mengembangkan, memperkaya  memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077)6.
          Devinisi Kreativitas dari Clark   berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang  spesialisasi belahan otak, mengemukakan
:“Kretivitas  merupakan  ekspresi  tertinggi  keterbakatan  dan  sifatnyaterintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir,merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sensingand intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).








BAB  II
PEMBAHSAN

I.                    INTELEGENCE
A.      MULTIPLE  INTELEGENCE
                The Multiple Intelligences konsep) model pembelajaran gaya menawarkan metode yang relatif sederhana dan mudah untuk memahami dan menjelaskan cara-cara yang disukai orang untuk belajar dan berkembang. Kadang-kadang orang bermaksud baik akan menuliskan bahwa penggunaan model tersebut dan uji yang salah karena orang itu merpati-lubang ', dan mengabaikan titik bahwa kita semua campuran gaya dan preferensi, dan bukan hanya satu jenis tunggal, yang benar. Harap diingat bahwa lebih-ketergantungan pada, atau interpretasi ekstrim, setiap metodologi atau alat dapat menjadi kontra-produktif.

                Dalam kasus model Multiple Intelligences, bahwa konsep-konsep dan alat alat bantu untuk memahami preferensi kepribadian secara keseluruhan, dan kekuatan - yang akan hampir selalu menjadi campuran dalam setiap individu. Oleh karena itu, karena dengan metodologi atau alat, Multiple Intelligences menggunakan konsep,  gaya belajar ide-ide dengan hati-hati dan interpretasi sesuai dengan kebutuhan situasi.

Teori kecerdasan ganda
                Howard Gardner's Multiple Intelligence Teori pertama kali diterbitkan dalam buku Howard Gardner, Frames Of Mind (1983), dan dengan cepat menjadi mapan sebagai model klasik yang digunakan untuk memahami dan mengajarkan berbagai aspek kecerdasan manusia, gaya belajar, kepribadian dan perilaku - dalam pendidikan dan industri. Howard Gardner awalnya mengembangkan gagasan dan teori tentang kecerdasan ganda sebagai kontribusi untuk psikologi, namun teori Gardner segera dipeluk oleh pendidikan, pengajaran dan komunitas pelatihan, untuk siapa banding itu langsung dan tak tertahankan - tanda pasti bahwa Gardner telah menciptakan referensi klasik kerja dan model pembelajaran.
                Howard Gardner lahir di Scranton, Pennsylvania Amerika Serikat pada tahun 1943 ke Jerman orangtua imigran Yahudi, dan masuk Harvard pada tahun 1961, di mana, setelah pergeseran Gardner dari sejarah ke dalam hubungan sosial (yang meliputi psikologi, sosiologi, dan antropologi) ia bertemu mentornya awal Erik Erikson . Kemudian Gardner juga dipengaruhi oleh psikolog Jeane Piaget, Jerome Bruner, dan filsuf Nelson Goodman, dengan siapa Gardner mendirikan 'Proyek Zero' pada tahun 1967 (fokus pada studi pemikiran artistik dan kreativitas). 1970-an 'Proyek Potensi Manusia' Proyek Zero, yang memabukkan tujuan adalah untuk mengatasi 'keadaan pengetahuan ilmiah tentang potensi manusia dan realisasinya', tampaknya telah menjadi platform yang beberapa Gardner kecerdasan ide tumbuh, dan kemudian diterbitkan dalam Gardner Bingkai Pemikiran 1.983 buku. Sebuah contoh yang luar biasa 'berpikir besar' jika pernah ada satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar